Sukses

Hendropriyono: Kekhawatiran Beralasan Selama Berdasar Data Intelijen

Mantan Kepala BIN A.M. Hendropriyono menilai sikap Presiden SBY mencurigai adanya gerakan politik yang menunggangi aksi damai antikorupsi Rabu mendatang adalah beralasan selama berdasar informasi intelijen.

Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhono mengkhawatirkan aksi damai antikorupsi pada 9 Desember mendatang ditumpangi gerakan politik untuk menggulingkan dirinya. Menurut mantan Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Abdullah Makhmud Hendropriyono, sikap itu beralasan selama berdasar informasi intelijen. Karena informasi intelijen pasti benar.

"Karena itu tergantung pada user (Presiden) untuk bagaimana melangkah atas dasar informasi (intelijen) itu. Saya sendiri tidak dalam kapasitas untuk bisa menilai apakah informasi itu betul atau tidak. Tapi kalau sudah disampaikan kepada user itu harus benar," ucap Hendropriyono di Jakarta, Sabtu (5/12).

Sejak skandal Bank Century mencuat, sejumlah tokoh terus bersuara keras menyudutkan pemerintah. Munculnya kembali tokoh lama seperti Amien Rais, Kwik Kian Gie, dan Rizal Ramli tak ayal membuat telinga petinggi ini panas. Mereka pun mendukung gerakan antikorupsi yang dimotori Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak), pada Rabu mendatang. Setidaknya 20 organisasi masyarakat dan agama juga turut di belakang aksi ini.

Entah bisikan seperti apa yang didapat Presiden dari badan intelijen. Yang jelas, menurut anggota Kompak Fadjroel Rachman, tudingan Presiden soal adanya gerakan poltik pada peringatan Hari Antikorupsi terlalu mengada-ada. Karena itu, mereka menuntut permintaan maaf Presiden SBY [baca: Kompak: Presiden SBY Harus Minta Maaf]. Simak selengkapnya di video berikut.(ZAQ/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.