Sukses

Mubarok: Menteri Terpilih Harus Berorientasi Kerja

Pengumuman nama menteri kabinet pemerintahan SBY yang digelar 21 Oktober mendatang masih misteri. Meski begitu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ahmad Mubarok menyatakan menteri yang terpilih harus orang yang orientasinya bekerja.

Liputan6.com, Jakarta: Nama-nama menteri kabinet baru pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 21 Oktober mendatang masih menjadi misteri. Padahal banyak yang bertanya-tanya siapa saja nama yang akan bergabung di pemerintahan satu periode ke depan. Saat ini, muncul spekulasi bahwa kabinet yang akan dibentuk SBY adalah kabinet balas jasa kepada partai-partai pendukung SBY pada pemilihan umum presiden Juli lalu.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Ahmad Mubarok di Studio Liputan 6 SCTV, Jakarta, Rabu (14/10), mengatakan jika kabinet bentukan SBY nantinya bukanlah kabinet balas jasa. "Sebutannya kabinet kerja," kata Ahmad.

Ia menambahkan jika disebut kabinet kerja, maka para menteri yang terpilih harus orang yang orientasinya bekerja. Sebab orang yang berorientasi kerja adalah profesional. "Orang profesional bisa datang dari partai bisa juga datang dari luar partai," ungkap Ahmad.

Sementara mengenai dua nama kandidat dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang sempat dikabarkan menjadi anggota menteri kabinet kerja yakni Puan Maharani dan Pramono Anung, menurut Ahmad masih belum jelas. Padahal menurut kabar PDIP memilih menjadi partai oposisi ketimbang masuk ke barisan pemerintahan dan sama-sama duduk di kabinet [baca: Demokrat Tidak Akan Intervensi PDIP]. "Sekarang kan statusnya baru berita, karena politik bisa saja berubah-ubah," kata Ahmad.

Sambil sedikit bergurau, Ahmad mengaku Presiden SBY sudah tetapkan 34 nama calon menteri, namun masih rahasia. "Pak SBY sudah tentukan 34 menteri, tapi di kepala," canda Ahmad.

Memang perebutan kursi menjadi menteri sangat dinanti-nanti. Bahkan, Ahmad mengaku ada yang menitip riwayat hidup atau CV kepadanya untuk diserahkan ke SBY. "Wah saya enggak nyerahin ke Pak SBY, saya enggak mau jadi calo," ujarnya. Berita selengkapnya dapat disimak di video.(BJK/AND)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini