Sukses

Razia KTP untuk Mempersempit Ruang Gerak Teroris

Pelaku teror kerap berganti-ganti identitas. Sayangnya seiring dengan itu, survei data tunggal nomor kependudukan baru akan dimulai Mei tahun depan.

Liputan6.com, Jakarta: Puluhan penduduk yang tak memiliki identitas terjaring petugas Pemerintah Kota Jakarta Timur, belum lama ini. Razia ini sebagai upaya mempersempit ruang gerak jaringan teroris. Petugas juga menyisir sejumlah tempat kos dan apartemen di Kelurahan Maphar, Tamansari, Jakarta Barat.

Tak semua tempat menerima kedatangan petugas. Sebuah apartemen di kawasan Hayam Wuruk, Jakbar, menolak operasi yustisi. Alasannya mereka sudah memberikan data penghuni pada petugas kelurahan setempat.

Basis data kependudukan masih diatur perwilayah. Dengan begitu membuka peluang warga untuk memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) ganda. Ahmad Ferry alias Amir Abdillah, pengontrak rumah di Puri Nusapala Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, disebut polisi memiliki sejumlah KTP. Amir yang ditangkap polisi di kawasan Semper, Jakarta Utara, 6 Agustus silam, membuat KTP lagi di Kelurahan Marga Mulia, Bekasi Utara. Ia beralasan akan menikah bermodalkan KTP asal dari Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Memiliki banyak identitas diduga juga dilakukan Noordin agar dapat menyusup di tengah-tengah warga. Di antaranya pernah mengaku sebagai Abdul Halim, guru pesantren di Makassar, Sulawesi Selatan. Ia pun menikahi Arina, perempuan muda di Cilacap, Jawa Tengah, pada 2005.

Sebelumnya Noordin menyamar sebagai Abdurahman Aufi yang menikahi Munfiatun. Teroris terus berganti wajah dengan mudahnya memperoleh KTP. Namun, baru 1 Mei 2010 sensus untuk nomor kependudukan tunggal baru akan dilakukan.(AIS/DIO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini