Sukses

Andi Mallarangeng Didesak Mundur

Direktur Eksekutif Pedoman Indonesia Fadjroel Rachman mendesak Andi Mallarangeng mengundurkan sebagai jubir Presiden SBY. Desakan Fajrul itu terkait dengan pernyataan Andi yang mengatakan, belum saatnya orang Sulsel menjadi presiden.

Liputan6.com, Jakarta: Direktur Eksekutif Pedoman Indonesia Fadjroel Rachman mendesak Andi Mallarangeng mengundurkan diri sebagai juru bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pasalnya, ia dinilai telah melakukan pelecehan dan penghinaan konstitusional terhadap hak politik setiap warga negara, termasuk suku Bugis atau orang Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Andi berpikir dan bersikap diskriminatif secara politik terhadap suku Bugis atau orang Sulsel dan menonjolkan perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dalam kampanye pilpres di Universitas Hasanuddin," kata Fadjroel di Jakarta, Jumat (3/7)

Seperti dikutip ANTARA, Fadjroel mengatakan, pemerintahan demokratis di Indonesia tidak boleh diisi dan dijalankan oleh pejabat publik yang berpikir, bersikap, dan bertindak, serta melakukan diskriminasi politik terhadap warga negara atau suatu suku bangsa tertentu. Untuk itu, dia berpendapat mengundurkan diri adalah tanggung jawab etis dan politik terhadap Andi terhadap konstitusi dan demokrasi.

Sebelumnya saat berorasi kampanye di Makassar, Rabu silam, Andi yang juga Ketua Departemen SDM Partai Demokrat menyebutkan, belum saatnya orang Sulsel menjadi presiden. Pernyataan itu segera memancing protes masyarakat Sulsel yang kemudian menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran menuntut Andi meminta maaf dan mencabut pernyataannya.

Subhan Djaya Mappaturung, juru bicara Koalisi Rakyat Sulsel AntiRasis, mengatakan, perkataan Andi sangat tidak etis lantaran merendahkan satu etnis. Selain itu, juga bertentangan dengan konstitusi dan semangat negara yang mengedepankan kesetaraan dan kesamaan pada semua kelompok suku. "Pernyataan itu sangat menghina serta melukai hati suku-suku bangsa di Indonesia," ucap Subhan.

Subhan menilai, pernyataan Andi berkesan hanya suku tertentu saja yang bisa jadi presiden. Padahal semua memiliki kesempatan yang sama.

Andi sendiri membantah telah menghina masyarakat Sulsel. Karena itu, dia meminta agar pidatonya saat kampanye didengar secara utuh.(AND)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini