Sukses

Shell Diduga Menggunakan Data Indonesia

Pemerintah segera melayangkan teguran resmi kepada Shell sebab perusahaan ini diduga menggunakan data-data dari Indonesia. Ambalat diperkirakan mengandung cadangan minyak dan gas satu miliar barel.

Liputan6.com, Jakarta: Pemerintah segera melayangkan teguran resmi kepada perusahaan minyak Shell. Sebab perusahaan milik Inggris dan Belanda ini diduga menggunakan data-data yang didapat dari Indonesia untuk menguasai Ambalat lewat Malaysia. Kini, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral masih menunggu koordinasi dengan pihak Departemen Luar negeri Indonesia. Hal ini dinyatakan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Iin Arifin Takhyan di Jakarta, Jumat (11/3).

Jauh sebelum sengketa perairan Blok Ambalat menyeruak, Indonesia telah menyerahkan konsesi pengelolaan kawasan Ambalat kepada Shell. Namun pada 1999 silam, Shell yang sudah melakukan eksplorasi mengakhiri kontrak dengan dalih pertimbangan bisnis. Kemudian Shell menyerahkan eksplorasi ini kepada perusahan minyak ENI asal Italia. Ternyata kini, Shell masuk lagi di perairan yang sama dan mengikat kontrak dengan Negeri Jiran. Diprediksi wilayah perairan Ambalat dan Ambalat Timur mengandung cadangan minyak dan gas sebesar satu miliar barel senilai lebih US$ 40 miliar [baca: Indonesia Sedang Mempertimbangkan Menegur Shell].

Sementara itu, hasil pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Menteri Luar Negeri Malaysia Syed Hamid Albar di kompleks Istana Negara, Jakarta, tadi pagi, mencuatkan optimisme. Diyakini pertemuan lanjutan antar kedua negara yang digelar pekan depan bisa mengurangi tensi ketegangan di perairan Ambalat [baca: Menlu Malaysia Bertemu Presiden SBY ].

Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menyatakan, Presiden berharap penyelesaian konflik di perairan Ambalat bisa dilakukan secara damai dengan terus mengintensifkan upaya diplomatik kedua negara. Dalam pembicaraan itu juga telah disepakati untuk membahas detil penyelesaian sengketa Blok Ambalat pada pertemuan lanjutan pada 22-23 Maret mendatang di Jakarta. Pemerintah kedua negara, termasuk Panglima TNI dan Panglima Tentara Diraja Malaysia akan meningkatkan komunikasi sebagai bagian meredakan ketegangan.

Sedangkan di perairan Karang Unarang, Kalimantan Timur, hingga hari ini, kapal TNI Angkatan Laut dan kapal Tentara Laut Diraja Malaysia masih beroperasi. Berdasarkan pemantauan SCTV, tampak empat kapal perang milik TNI AL seperti Kapal RI Wiratno, KRI Nuku, KRI KS Tubun, dan KRI Todung Naga tengah berpatroli di sekitar pembangunan menara suar Karang Unarang.

Sekitar pukul 18.00 WITA, muncul dua kapal Malaysia jenis patrol craft yaitu Kapal Diraja Panah dan KD Sri Johor ke arah proyek menara suar Karang Unarang. Namun, kedatangan kapal Malaysia itu segera dihalau KRI Nuku dan KRI Todung Naga. Di samping kedua kapal itu, masih tampak dua kapal Malaysia lain yaitu KD Kota Bahru dan KD Baung. Empat kapal inilah yang selalu ada di perairan ini dan sering dihalau KRI Indonesia di sebelah utara Karang Unarang [baca: Kapal Patroli Malaysia Kembali Memasuki Ambalat].(MAK/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.