Sukses

Presiden FIDE: Khadafi Jadi Target AS dan NATO

Berita upaya pembunuhan pemimpin Libia, Muammar Khadafi oleh pasukan khusus Barat merebak. Informasi ini berawal dari Ketua Badan Catur Dunia asal Rusia, Kirsan Ilyumzhinov yang mendapat informasi langsung dari anak sulung Khadafi, Muhammad Khadafi.

Liputan6.com, Moskow: Berita upaya pembunuhan pemimpin Libia, Muammar Khadafi oleh pasukan khusus Barat merebak. Informasi ini berawal dari Ketua Badan Catur Dunia asal Rusia. Menurut Kirsan Ilyumzhinov, seperti diberitakan kantor berita Interfax, Senin (4/7), dirinya menerima kabar itu dari anak tertua Khadafi saat bertemu di Tripoli.

"Saya telah bertemu dengan ketua komite olimpiade negara itu, Muhammad Khadafi, yang mengatakan kepada saya, sejumlah (anggota) pasukan khusus dari beberapa negara Barat telah dikirim ke ibukota Libia, Tripoli untuk melenyapkan secara fisik ayahnya," ungkap Kirsan.

Muhammad Khadafi menceritakan, ada tiga kelompok pasukan Barat yang telah berada di Tripoli. Tentang sang ayah, Muammar Khadafi, menurut Muhammad menegaskan tak akan meninggalkan Libia. 

"Ayah saya merasa baik dan tidak bermaksud untuk meninggalkan negaranya yang ia cintai lebih dari hidupnya," kata putera tertua Khadafi.

Kirsan Ilyumzhinov yang merupakan presiden FIDE dan bekas pemimpin Republik Buddhis Kalmykia memang dikenal eksentrik termasuk dengan pernyataan-pernyataannya yang tidak biasa. Kirsan pernah menyatakan bahwa dirinya telah bertemu dengan makhluk luar angkasa alien.

Bulan lalu, Kirsan terlihat di televisi Rusia sedang bermain catur dengan Khadafi dalam suatu kunjungannya di Tripoli.

Kunjungan Kirsan ke Tripoli memancing berbagai spekulasi, meski dirinya menyatakan kepergiannya ke Libia berkaitan dengan urusan catur. Kirsan yakin, catur dapat memainkan peran penting dalam mendorong perdamaian di waktu krisis.

Sementara itu, beberapa waktu lalu, penasihat hukum Obama menyatakan bahwa Amerika Serikat dan NATO tak pernah mentargetkan untuk membunuh Khadafi. Menurut penasihat Obama, perang AS tidak ditujukan kepada perorangan yang jelas melanggar aturan eksekutif (executive order).
(ANT/AFP/Vin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.