Sukses

Maroko Berubah Jadi Monarki Konstitusional

Raja Maroko Muhammad VI mengumumkan serangkaian reformasi konstitusi. Dalam sebauh pidato, Jumat (17/6) malam, itu dia mengatakan akan mengubah negara Afrika Utara menjadi monarki konstitusional.

Liputan6.com, Casablanca: Raja Maroko Muhammad VI mengumumkan serangkaian reformasi konstitusi. Dalam sebauh pidato, Jumat (17/6) malam, itu dia mengatakan akan mengubah negara Afrika Utara menjadi monarki konstitusional.

Di bawah konstitusi baru, raja akan tetap menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata dan diformalkan sebagai pemegang otoritas keagamaan tertinggi di negara ini. Pidato ini menjadi klimaks upaya yang telah berlangsung tiga bulan untuk mengevaluasi konstitusi pasca-gelombanng  protes mulai melanda negara-negara Afrika Utara sejak Februari.

Segera setelah pidato Muhammad VI berakhir, massa berkonvoi di jalanan dengan membunyikan klakson atau menabuh drum.

Maroko telah lama memiliki sistem parlementer dengan puluhan partai, tetapi demokrasi tetap lemah karena raja masih sangat berkuasa. Pada kenyataannya, raja masih tetap populer namun ada kekecewaan birokasi di sekitar raja yang dianggap korup.

Muhammad VI mengatakan, "Reformasi konstitusional ini meletakkan dasar untuk sistem yang efisien, rasional konstitusional dengan inti elemen adalah keseimbangan, kemerdekaan, dan pemisahan kekuasaan. Dan, yang terpenting tujuannya adalah kebebasan dan martabat rakyat. "

Konstitusi baru mengangkat perdana menteri untuk "kepala pemerintahan" dan dia berasal dari partai dengan suara terbanyak dalam pemilihan umum. Perdana menteri juga akan memiliki kekuatan baru memilih dan pemberhentian anggota kabinet dan akan dapat mengisi sejumlah posisi pemerintah lain. Tapi, raja
tetap punya hak mengangkat gubernur. (YUS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.