Sukses

Al-Qaida Serang Kota Strategis Huta

Seorang polisi tewas, sementara enam orang terluka akibat serangan puluhan orang bersenjata yang diduga merupakan geriyawan Al-Qaida di kota pelabuhan strategis Huta, Provinsi Lahij, Yaman selatan.

Liputan6.com, Aden: Seorang polisi tewas, sementara enam orang terluka akibat serangan puluhan orang bersenjata yang diduga merupakan geriyawan Al-Qaida, Rabu (16/6), di kota pelabuhan strategis Huta, Provinsi Lahij, Yaman selatan.

Bentrokan terjadi di sekitar kantor lokal intelijen dan bank sentral serta pengadilan setempat. Petugas medis di RS Ibn Khaldun mengatakan, pihaknya telah menerima mayat seorang polisi dan enam orang yang mengalami luka-luka akibat senjata api.

Penduduk setempat mengatakan serangan dilakukan oleh para gerilyawan Al-Qaida yang tinggal di daerah pertanian setempat di sekitar kota Huta.

Serangan itu meningkatkan kekhawatiran bahwa Huta mungkin jatuh ke tangan kelompok jihad setelah orang-orang bersenjata menguasai sebagian besar Zinjibar pada akhir Mei. Hingga kini, sedikitnya 81 prajurit dan polisi tewas dan lebih dari 200 orang cedera dalam bentrokan-bentrokan dengan militan di Zinjibar, menurut seorang pejabat militer.

Para pejabat keamanan menuduh mereka adalah kaum gerilyawan Al-Qaida. Namun kelompok oposisi menuduh pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh hanya mengada-ada tentang ancaman jihad dengan tujuan menangkal tekanan Barat terhadap kekuasaannya yang telah berlangsung 33 tahun itu.

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaida memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Senada dengan Barat dan Arab Saudi, para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan, dan serangan-serangan Al-Qaida. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Kini, selain separatisme, Yaman juga dilanda teror penculikan warga asing. (ANT/AFP/vin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.