Sukses

Filipina Serukan Warganya Makan Jagung

Departemen Pertanian Filipina meluncurkan program untuk mendongkrak konsumsi jagung sebagai salah satu upaya mengurangi impor beras.

Liputan6.com, Manila: Departemen Pertanian Filipina meluncurkan program untuk mendongkrak konsumsi jagung sebagai salah satu upaya mengurangi impor beras. Menurut Departemen Pertanian, jagung lebih murah dan lebih sehat dibanding beras, demikian dilansir BBC Indonesia, Selasa (31/5).

"Kami menemukan bahwa jagung lebih baik dibanding beras karena kandungan indeks glimeknya rendah, artinya pencernaannya lebih lama. Inilah makanan yang tepat bagi penderita diabetes karena kandungan gulanya tidak akan naik," kata Dr Artemio Salazar, Kepala Program Promosi Makan Jagung.

Di pasar-pasar Filipina, komoditi yang paling dominan adalah beras dan dari segi harga beras lebih mahal. Harga beras tercatat sekitar Rp 8.000 per kilogram sedangkan harga jagung hanya sekitar Rp 5.000 per kilogram. Bila semakin banyak warga Filipina mengonsumsi jagung, negara itu tidak perlu mengimpor beras dalam jumlah besar seperti sekarang.

Tahun lalu Filipina tercatat sebagai negara pengimpor beras terbesar dan pemerintah berusaha mencari cara-cara menekan jumlah impor beras. Namun Dr Salazar mengakui upaya pemerintah ini menemui rintangan karena pada dasarnya masyarakat Filipina suka makan nasi. "Rintangan kami adalah perspektif warga. Saya paham ini adalah tugas yang sulit karena sulit mengubah budaya," jelas Salazar.

Jagung putih yang telah dijadikan tepung tampak seperti beras, bahkan terasa seperti nasi tetapi bagi banyak warga Filipina, jagung adalah tetap jagung, tidak sama dengan nasi.(ADO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini