Sukses

Istri Khadafi Kecam Serangan NATO

Namun, keraguan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir tentang kebenaran laporan mengenai anak laki-laki termuda Khadafi telah tewas.

Liputan6.com, Tripoli: Istri Muammar Khadafi, Sofia, mengecam serangan udara yang menewaskan anak laki-lakinya dan menuduh pasukan Pakta Pertahanan Atlantik atau NATO "melakukan kejahatan perang" dengan serangannya terhadap pemerintah Libia. "Saya tidak ada di sana. Tapi saya ingin bahwa saya di sana sehingga saya mungkin akan mati bersamanya," kata Sofia Khadafi pada CNN, belum lama ini saat wawancara melalui sambungan telepon, yang melukiskan kematian anaknya, Saif al Arab, karena serangan udara NATO.

"Anak saya tak pernah ketinggalan salat Isya. Kami mendapat serangan setiap hari, dan serangan itu akan mulai pada saat salat Isya. Empat roket di sebuah rumah," katanya dalam wawancara yang jarang terjadi. "Empat puluh negara melawan kami. Hidup tidak memiliki nilai lagi," ia mengaku meratap segera sesudah kematian anak laki-lakinya [baca: Khadafi Selamat, Putra Bungsu dan Cucu Tewas].

"Apa yang saya inginkan dengan hidup sekarang? Semua yang saya inginkan dari kehidupan sekarang adalah bahwa kebenaran akan didengar. Dengan kehendak Tuhan, kami akan mencapai kemenangan. Kami akan hidup atau mati bersama dengan rakyat Libia. Pada akhirnya, sejarah akan menghakimi kita."

Namun, keraguan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir tentang kebenaran laporan mengenai anak laki-laki termuda Khadafi telah tewas. Pada Rabu silam, Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi menyatakan, koalisi internasional tidak memiliki informasi mengenai kematiannya dan menganggap laporan dari seorang juru bicara pemerintah Libia sebagai propaganda.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.