Sukses

Taliban Dituduh Memanfaatkan Anak sebagai Pembawa Bom

Badan Intelejen Afghanistan KHAD melaporkan, para pejuang Taliban memanfaatkan anak-anak di bawah umur untuk melakukan penyerangan. Anak-anak tersebut bahkan didoktrin untuk mengorbankan dirinya dalam misi bom bunuh diri.

Liputan6.com, Kabul: Badan Intelejen Afghanistan KHAD melaporkan, para pejuang Taliban memanfaatkan anak-anak di bawah umur untuk melakukan penyerangan. Anak-anak tersebut bahkan didoktrin untuk mengorbankan dirinya dalam misi bom bunuh diri. Demikian dilansir Associated Press, Ahad (15/5).

Dalam laporan tersebut juga dipaparkan para mullah atau guru agama adalah dalang di balik keterlibatan mereka yang masih di bawah umur. Para guru biasanya berpesan, "Pergi ke Afghanistan, pasang rompi bom dan bunuh tentara asing."

Pesan itulah yang memotivasi Ghulam Farooq. Bocah berusia 9 tahun ini dengan gagah berani meninggalkan rumahnya di Pakistan bersama dengan tiga temannya untuk bergabung dengan misi penyerangan yang dipimpin Taliban.

Dengan bermodalkan semangat dan pesan dari gurunya, Farooq bersama teman-temannya berangkat menuju Afghanistan. Mereka diperintahkan untuk menemui dua anggota Taliban di perbatasan Torkham yang terletak di provinsi Nangarhar. Namun, mereka tidak berhasil menemui dua prajurit Taliban karena dihadang oleh para anggota KHAD.

"Mullah kami mengatakan ketika kami melakukan serangan bunuh diri semua orang di sekitar kita akan mati. Tetapi kita akan tetap hidup. Ia juga mengatakan bahwa ada banyak orang kafir di Kabul dan kita harus melakukan serangan bunuh diri untuk membunuh mereka. Kami diajarkan untuk menggunakan rompi bom di Masjid Spin yang terletak di Kher Abad dekat dengan tempat tinggalku. Aku hanya ingin pulang. Aku rindu keluargaku," demikian diungkapkan Farroq.

Juru bicara KHAD Latifullah Mashal mengatakan Taliban beralih untuk merekrut anak-anak karena mereka lebih mudah dipengaruhi dan lebih mudah untuk memberikan kepercayaan mereka.

Kini, Farooq dan anak-anak lain ditahan di fasilitas penahanan yang menyerupai sebuah pusat pelatihan kejuruan. Pusat pelatihan kejuruan itu memiliki fasilitas kelas dan taman bermain. Selama kunjungan ke pusat, Farooq mengatakan, dirinya dan anak-anak lain diberi kesempatan untuk belajar menenun karpet, ilmu pertukangan dan kerajinan lain. (YUS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini