Sukses

WikiLeaks: Situasi di Kutub Utara Memanas

Mengutip kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks, Greenpeace mengatakan, perburuan sumber daya di Arktik, Kutub Utara, memantik ketegangan militer di wilayah itu.

Liputan6.com, Artik: Mengutip kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks, Greenpeace mengatakan, perburuan sumber daya di Arktik, Kutub Utara, memantik ketegangan militer di wilayah itu. Sementara itu, para menteri luar negeri dari negara-negara Arktik berkumpul di Greenland, Kamis (12/5).

"Bocoran terbaru dari WikiLeaks menunjukkan bagaimana perebutan sumber daya di Arktik telah memicu ketegangan militer di wilayah itu karena sumber NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) mencemaskan terjadinya konflik bersenjata dengan Rusia," kata kelompok Greenpeace seperti dikutip AFP.

Menurut kelompok pemerhati lingkungan itu, kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks itu menunjukkan bagaimana "Manuver Rusia untuk mengklaim sebuah lahan yang sangat luas di Arktik". Sementara, Amerika Serikat ingin mempertahankan posisinya di Greenland, sehingga ketegangan terus memuncak antaranggota NATO itu.

Dalam nota diplomatiknya, AS menulis: "Jangkauan kami yang intensif kepada para pemimpin di Greenland akan memberanikan mereka menolak berbagai pilihan palsu antara AS dan Eropa."

Sementara Perdana Menteri Kanada Stephen Harper, seperti dikutip beberapa sumber diplomat, mengatakan bahwa kehadiran NATO di Arktik akan memberikan pengaruh yang terlalu banyak terhadap para anggota NATO non-Artik di wilayah yang bukan milik mereka itu.

Greenpeace menuduh bocoran kabel itu "menunjukkan sesuatu yang mencemaskan". "Ketimbang membahas mencairnya gunung es di Arktik sebagai pendorong untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim, para pemimpin negara-negara Arktik malah membuang dana untuk membeli persenjataan guna berperang merebut minyak yang terkandung di Arktik," tuduh Ben Ayliffe dari Greenpeace.

"Mereka berperang untuk memperebutkan bahan bakar fosil yang bahkan menjadi penyebab utama mencairnya gunung es. Ini seperti menyiram api dengan bensin," tambahnya.

Para diplomat utama AS, Rusia, Kanada, Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia bertemu di ibu kota Greenland, Kamis, untuk menentukan aturan pembukaan wisata memancing, eksplorasi minyak dan mineral di Kutub Utara.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini