Sukses

Tentara NATO Sulit Taklukkan Loyalis Khadafi

Strategi pemimpin Libia, Muammar Khadafi melawan militer NATO dengan cara 'tembak dan sembunyi' di Misrata, membuat NATO kian geregetan.

Liputan6.com, Tunis: Strategi pemimpin Libia, Muammar Khadafi melawan militer NATO dengan cara 'tembak dan sembunyi' di Misrata, membuat NATO kian geregetan. Militer NATO telah sepekan mengepung kawasan tersebut. Tentara NATO memang terus membombardir kawasan yang sempat dikuasai para penentang pemerintah, namun tentara loyalis Khadafi terus merangsek Misrawi.

Tank dan artileri kaum loyalis Khadafi usai menembak langsung bersembunyi. Sementara itu, para penentang pemerintahan Khadafi menyatakan bahwa pasukan Khadafi menyembunyikan tank di bangunan dan artileri di bawah pohon. Pasukan Khadafi menembak dari daerah berpenduduk dan dari kawasan dekat masjid. Sering pula pasukan Khadafi menyerang dari tempat terbuka dan kemudian bersembunyi lagi ke kawasan padat penduduk, pasir, atau di dalam gedung.

"Dengan demikian, NATO tak dapat menyerang tempat itu," kata Safieddin, juru bicara pemberontak di Misrata. 

Pendapat yang hampir sama dikatakan seorang perwira tinggi tentara NATO, Laksmana Giampaolo di Paula.

"Banyak rumah di sana. Itu tidak padat penduduk seperti Misrata pusat, tapi tetap kota. Mereka masih menggunakan siasat menembak dan bersembunyi dan karena itulah mengapa kami harus terus menurunkan secara tertata daya tembak tentara mereka," katanya.

Sabtu (7/5) lalu, serangan artileri pasukan Khadafi menghancurkan empat tangki penyimpanan bahan bakar di Misrata, kata pemberontak, membuat kota itu terancam kekurangan bahan bakar.

Pejabat Libia membantah bahwa pasukan pemerintah telah menyerang warga di Misrata dan mengatakan bahwa mereka memerangi gerombolan bersenjata terkait Al-Qaedah.

Kelompok hak asasi manusia menyatakan bahwa ratusan orang, termasuk banyak warga sipil tewas dalam pertempuran di Misrata, sekitar 200 kilometer timur ibukota Libia, Tripoli. Anggota sekutu NATO sendiri tidak memunyai nyali untuk mengirimkan pasukan darat ke negara lain Muslim setelah pengalaman pahit di Irak dan Afghanistan. (ANT/Vin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.