Sukses

Anak-anak Alabama Trauma Akibat Tornado

Ketika ambulans pertama memasuki halaman rumah sakit utama di Tuscaloosa setelah tornado Rabu (27/4), koordinator trauma Andrew Lee membuka pintu kendaraan itu dan menyaksikan pemandangan yang membuat perutnya jadi mual karena melihat jenazah tiga anak kecil.

Liputan6.com, Tuscalosa: Ketika ambulans pertama memasuki halaman rumah sakit utama di Tuscaloosa setelah tornado Rabu (27/4), koordinator trauma Andrew Lee membuka pintu kendaraan itu dan menyaksikan pemandangan yang membuat perutnya jadi mual karena melihat jenazah tiga anak kecil.

"Mereka adalah orang pertama yang saya sentuh dan saya tahu saya akan menghadapi pengalaman yang tak pernah saya hadapi sebelumnya," kata Lee --yang bekerja di rumah sakit DCH. Ia melatih staf guna menghadapi badai yang secara rutin menerjang satu wilayah yang oleh warga setempat disebut "Tornado Alley".

"Tak seorang pun yang berpikiran waras dapat mengaku siap menghadapi kenyataan seperti ini," kata Lee, Jumat (29/4), kepada AFP.

Ambulans tersebut telah datang dari Rosedale, salah satu permukiman paling miskin di kota itu dan salah satu yang paling parah diterjang topan yang memporak-porandakan wilayah tersebut.

Salah satu mayat anak itu, bayi perempuan Amerika-Afrika yang berusia 10 bulan, masih berada di kamar mayat, tak ada yang mengklaim, sehingga staf rumah sakit bertanya-tanya mengenai nasib keluarganya.

"Itu tak bagus. Apakah seluruh keluarganya telah musnah?", kata direktur komunikasi DCH Brad Fisher.

Tuscaloosa, tempat University of Alabama, diterjang oleh serangkaian tornado yang menerjang bagian selatan AS pekan ini, sehingga menewaskan 328 orang, termasuk 228 di Alabama. Presiden Barack Obama mengkaji kehancuran di kota tersebut pada Jumat (29/4).

Lebih dari 50 anak yang cedera telah tiba di ruang gawat darurat di rumah sakit tersebut sejak Rabu (27/4), dan 30 di antara mereka dikirim ke rumah sakit anak di Birmingham karena DCH kekurangan ranjang perawatan trauma anak, kata Fisher.

Secara keseluruhan, DCH telah menghadapi 600 pasien, menerima 100 dan merawat 13 pasien di ruang intensif.(ANT/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini