Sukses

Perang Pecah Lagi di Perbatasan Thailand-Kamboja

Pertempuran sengit kembali berkobar di perbatasan Thailand-Kamboja. Sedikitnya 15 orang tewas dari keduabelah pihak. Ribuan orang yang tinggal di sekitar perbatasan kedua negara pun bergegas mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman.

Liputan6.com, Samrong: Pertempuran sengit kembali berkobar di perbatasan Thailand-Kamboja. Sedikitnya 15 orang tewas dari keduabelah pihak. Ribuan orang yang tinggal di sekitar perbatasan kedua negara pun bergegas mengungsi ke tempat yang dirasa lebih aman.

Deputi juru bicara Angkatan Darat Thailand untuk wilayah timur laut, Mayor Sukit Subanjui mengatakan kepada AFP, pertempuran yang meletus pagi tadi mengakibatkans seorang tentara Thailand tewas dan empat prajurit lainnya terluka.

Sementara itu, komandan tentara Kamboja, Suos Sathea mengatakan, tembak-menembak yang melibatkan penggunaan roket dan pasukan arteleri itu telah terjadi sejak Kamis (28/4) subuh. "Pertempuran sangat sengit," katanya kepada AFP.

Kementerian Pertahanan Kamboja mengatakan dalam sebuah pernyataan Kamis bahwa kekerasan telah menyebar ke paling tidak dua desa berdekatan.

Hingga kini, kedua negara yang bertetangga itu masih terus saling menyalahkan sebagai pemicu serangan. Upaya pembicaraan damai secara tiba-tiba ditunda Menteri Pertahanan Thailand pada detik-detik terakhir. Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya menuju Jakarta, ketua blok regional Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN), Kamis dan diharapkan akan mendiskusikan bentrokan tersebut dengan mitra Indonesianya, Marty Natalegawa.

Duta besar AS untuk Thailand, Kristie Kennedy, mendesak kedua negara bertetangga itu untuk kembali ke meja perundingan dan mengatakan harapannya ASEAN akan membantu pembicaraan tersebut.

Delapan prajurit Kamboja dan enam prajurit Thailand tewas sejak pertempuran berlangsung Jumat pekan lalu di sepanjang perbatasan bersama mereka. Kondisi ini memicu meningkatnya tekanan diplomatik kepada kedua negara bertetanggaan itu untuk mengakhiri konflik. Terlebih lagi, pemerintah Thailand mengatakan ada warga sipil Thailand yang juga ikut tewas dalam pertempuran tersebut.

"Pada akhirnya masalah ini harus diselesaikan dengan cara negosiasi dan masih terbuka ruang bagi pembicaraan. Perang hanya menyebabkan kerugian, cedera, dan kematian," kata Deputi Perdana Menteri Thailand Suthep Thaugsuban kepada wartawan Kamis.

Perbatasan Thailand-Kamboja tidak pernah ada penetapan sepenuhnya, sebagian karena disebari ranjau peninggalan perang Kamboja.

Pertempuran Kamis menyebar singkat ke kuil Prah Vihear yang berusia 900 tahun, yang menjadi pangkal ketegangan hubungan antara kedua negara bertetangga sejak kuil itu dianugerahi status Warisan Dunia PBB pada 2008.

Dalam bulan Februari, 10 orang tewas di dekat kuil Preah Vihear, 150 kilometer timur dua kompleks kuil kuno yang menjadi pusat bentrokan terkini, memicu seruan gencatan senjata permanen PBB.

Kedua negara sepakat pada akhir Februari untuk mengijinkan pengamat dari Indonesia memasuki wilayah dekat Preah Vihear. Namun militer Thailand sejak itu mengatakan pemonitor tidak diterima dan mereka tidak ditempatkan. Mahkamah Internasional mengeluarkan keputusan pada 1962 bahwa kuil itu milik Kamboja, namun kedua negara mengklaim pemilik wilayah 4,6 kilometer persegi di sekelilingnya.

Kamboja menuduh Thailand menggunakan pesawat mata-mata dan gas beracun dalam pertempuran terakhir -- tuduhan yang disangkal Bangkok. Pertempuran terjadi pada saat yang sensitif secara politis bagi Thailand, dimana Abhisit siap membubarkan majelis rendah parlemen menjelang pemilu yang dikatakannya akan berlangsung awal Juli. Abhisit mengatakan Selasa bahwa bentrokan tersebut tidak akan membatalkan pemilu yang direncanakannya. (ANT/Vin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.