Sukses

Presiden Yaman Setuju Mundur, Demonstran Lanjutkan Aksi

Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh akhirnya menyetujui untuk mundur dari jabatannya dalam waktu beberapa pekan kedepan, dengan syarat kekebalan dari hukuman sebagai imbalannya.

Liputan6.com, Sanaa: Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh akhirnya menyetujui untuk mundur dari jabatannya dalam waktu beberapa pekan kedepan, dengan syarat kekebalan dari hukuman sebagai imbalannya. Ali pun menjadi pemimpin kawakan ketiga Arab yang terguling pada tahun ini oleh aksi protes di jalan.

Namun, para demonstran, yang telah turun ke jalan dalam jumlah puluhan ribu selama berbulan-bulan untuk menuntut diakhirinya kekuasaan 33 tahun Ali, mengatakan mereka takkan mengakhiri aksi demonstrasinya sampai ia benar-benar meletakkan jabatan untuk selamanya. Banyak demonstran tewas dalam kerusuhan di kalangan generasi muda Yaman yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan.

"Masih ada waktu satu bulan sampai presiden mundur dari jabatannya dan kami menduga ia setiap waktu bisa berubah pikiran," kata aktivis yang bernama Mohammed Sharafi. "Kami takkan meninggalkan arena sampai Saleh pergi dan kami akan mencapai tujuan kami untuk mendirikan negara federal yang modern".

Ibrahim al-Ba'adani, seorang aktivis oposisi di kota Ibb, mengatakan ia "terkejut" bahwa oposisi resmi telah menerima prinsip kekebalan buat Saleh. "Kami akan terus melancarkan aksi duduk sampai presiden pergi," katanya.

Yaman, dengan 23 juta warga, merupakan salah satu negara paling miskin di dunia Arab, dan para demonstran menuduh Saleh melakukan korupsi dan salah dalam memerintah selama beberapa dasawarsa kekuasaannya. Para penentangnya menuduh dia menggunakan krisis keamanan yang berlangsung lama di negeri tersebut untuk mengukuhkan lingkaran dalamnya. Penindasan keras terhadap demonstrasi di jalanan hanya menambah besar kemarahan pemrotes.

Pada Sabtu (23/4), partai yang berkuasa di Yaman dan oposisi menyatakan mereka telah menerima rencana bagi presiden untuk mengundurkan diri dalam waktu beberapa pekan dan diberi kekebalan dari hukuman.

Satu rencana yang disusun oleh Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), yang terdiri atas negara Arab termasuk Arab Saudi, mengusulkan Saleh menyerahkan kekuasaan kepada wakil presidennya satu bulan setelah kesepakatan ditandatangani dengan oposisi, dan diberi kekebalan dari hukuman buat dirinya, keluarga dan pembantunya. (Reuters/JAY)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.