Sukses

Pasangan Bulan Madu Lewati Enam Kali Bencana

Kekuatan cinta mampu membuat kedua pasangan pengantin baru ini melewati bulan madu yang penuh tantangan. Selama perjalanan bulan madu, mereka mengalami enam bencana yang bisa dibilang cukup dahsyat di berbagai negara.

Liputan6.com, Stockholm: Kekuatan cinta mampu membuat kedua pasangan pengantin baru ini melewati bulan madu yang penuh tantangan. Dalam perjalanan bulan madu, mereka mengalami enam bencana yang bisa dibilang cukup dahsyat di berbagai negara.

Selama perjalanan empat bulan, pasangan pengantin baru Swedia, Stefan dan Erika Svanstrom beserta bayi perempuan mereka Elinor selamat dari badai salju, kebakaran hutan, angin topan, banjir Queensland, gempa bumi Christchurch, serta gempa bumi dan tsunami Jepang.

"Itu mungkin tidak menyenangkan. Tapi kami beruntung dengan cinta," kata Ny Svanstrom setelah tiba di rumah di Stockholm.

Pasangan ini berangkat bulan madu seminggu setelah pernikahan mereka yang fantastis pada 27 November. Awal perjalanan, mereka terdampar di Munich, Jerman, akibat badai salju terburuk di Eropa. Mencoba merawat bayi mereka saat melalui penundaan dan tertinggal penerbangan membuat mereka ingin cepat mencapai tujuan berlibur. Hal itu dikatakan Ny Svanstrom kepada surat kabar Swedia Expressen.

Namun perjalanan mereka bukannya semakin membaik. Pasangan tersebut terpaksa melewati dari satu bencana ke bencana lainnya.

Setelah beberapa minggu badai menyapu di Asia Tenggara, keluarga mereka terbang ke Australia yang mengalami kehancuran akibat siklon besar di Cairns. Sehari setelah perjalanan menyelam di Great Barrier Reef, mereka harus menghabiskan 24 jam di lantai semen di sebuah pusat perbelanjaan dengan 2.500 orang lain saat topan melanda. "Namun kami berhasil," kata Mr Svanstrom. "Pohon bertumbangan dan cabang besar tersebar di jalan-jalan".

Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju Australia, namun mereka menemukan diri mereka berada di tengah-tengah kerusakan akibat banjir di Brisbane saat mengunjungi teman. Di Perth, mereka lolos dari kebakaran hutan yang berkobar saat mereka meninggalkan kota.

Perhentian berikutnya adalah Selandia Baru, di tempat pesawat mereka mendarat tepat setelah gempa bumi berkekuatan 6,3 sR melanda Christchurch pada 22 Februari. "Kami berada di sana, seluruh kota merupakan zona perang. Kami tidak bisa mengunjungi kota yang sejak itu benar-benar diblokir," kata Ny Svanstrom.

"Orang-orang terlihat terganggu dengan salah satu bencana terburuk dalam sejarah negara itu, tetapi mereka menunjukkan kesatuan yang besar," katanya.

Keluarga mereka kemudian terbang ke Jepang. Setelah dua hari mengunjungi candi dan bertamasya, mereka makan siang di McDonald's Tokyo. Tiba-tiba tanah mulai bergetar dan ini merupakan bencana honey moon nomor keenam, yakni mengalami gempa bumi terbesar di Jepang.

"Getaran itu sangat mengerikan dan kami melihat genteng terbang dari bangunan itu. Seperti bangunan bergoyang maju mundur," kata Mr Svanstrom. "Semua orang berlari ke jalan, mobil berhenti dan kemudian ada keheningan yang aneh." 

Svanstroms kembali ke Stockholm pada 29 Maret setelah perjalanan terakhir ke Cina yang jauh lebih tenang. Mereka lolos dari semua bencana tanpa cedera tetapi mereka mengatakan mengalami beberapa kejadian yang tak menyenangkan

Mr Svanstrom, yang juga selamat dari tsunami dahsyat yang melanda Asia Tenggara pada 2004, mengatakan pernikahan itu bertahan melalui bencana. "Aku tahu perkawinan harus bertahan dari beberapa uji coba, tapi saya pikir kami telah melalui sebagian besar dari mereka," katanya. (nzherald/MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.