Sukses

Inggris Janji Tak Mempersenjatai Pemberontak

Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox menyatakan, koalisi pasukan internasional yang menggelar aksi militer di Libia, berjanji tidak akan mempersenjatai pemberontak yang memerangi pasukan Muammar Khadafi.

Liputan6.com, London: Koalisi pasukan internasional yang menggelar aksi militer di Libia, berjanji tidak akan mempersenjatai pemberontak yang memerangi pasukan Muammar Khadafi. Demikian pernyataan Menteri Pertahanan Inggris Liam Fox, baru-baru ini.

Fox menjelaskan, memasok senjata pada kelompok pemberontak untuk membuat daya tembak (mereka) lebih unggul atas pasukan Khadafi akan melanggar embargo senjata Perserikatan Bangsa-Bangsa. "Kami tidak akan mempersenjatai pemberontak, kami tidak merencanakan untuk mempersenjatai pemberontak," tegas Fox pada televisi BBC dari satu pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Brussels, Belgia.

Adapun aliansi militer itu tampaknya telah merencanakan untuk mengambil komando operasi militer terhadap pemimpin Libia tersebut. "Ada embargo senjata di seluruh negara Afrika Utara itu dan kita harus menerima hal itu," ujar Fox.

Komentarnya itu muncul setelah surat kabar Inggris Sunday Times melaporkan bahwa London dan sekutu-sekutunya sedang menyusun rencana untuk mempersenjatai pemberontak Libia guna mempercepat kekalahan Khadafi. Sunday Times mengutip sumber-sumber pertahanan.

Inggris adalah satu dari beberapa negara yang mengambil bagian dalam intervensi berdasarkan sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB untuk melaksanakan zona larangan terbang dan melindungi penduduk sipil. Lebih jauh Fox mengatakan, kemajuan belakangan ini yang dibuat oleh pemberontak Libia di sepanjang pantai berarti mereka mungkin bermaksud untuk merebut kendali atas semua kapasitas ekspor minyak negara itu, yang dapat menimbulkan "dinamika yang sangat berbeda".

"Ketika mereka (pemberontak) bergerak mengitari pantai, tentu saja mereka akan makin menguasai tempat-tempat minyak Libia yang ada. Dan jika mereka terus bergerak mengitari pantai dari Brega ke Ras Lanuf di pantai itu, hal tersebut berarti mereka akan menguasai hampir sebagian besar dari semua ekspor minyak Libia," katanya.

"Itu akan menghasilkan dinamika yang sangat berbeda dan keseimbangan yang sangat berbeda di Libia. Bagaimana hal itu akan disoroti dari sudut pendapat umum dan rezim Khadafi masih harus dilihat."

Setelah hampir kehilangan Kota Benghazi, markas besar mereka di timur, sebelum serangan udara koalisi dimulai pada 19 Maret lalu, pemberontak sekarang dengan cepat mendesak ke arah barat. Dalam keberhasilan paling akhir mereka, pemberontak telah merebut kembali kota minyak penting Ras Lanuf dan merebut sebuah desa kecil 50 kilometer di barat yang disebut Bin Jawad.(ANS/Ant/AFP)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini