Sukses

Industri Nasional Terancam

Hasil evaluasi pemerintah terhadap perdagangan bebas ASEAN-Cina menunjukan beberapa sektor industri terpuruk. Pemerintah mensinyalir ada praktik perdagangan tak sehat yang dilakukan Cina.

Liputan6.com, Jakarta: Pelaksanaan kesepakatan area perdagangan bebas antara Cina dan ASEAN yakni The ASEAN–China Free Trade Area (ACFTA) berdampak pada penurunan produksi dan penjualan industri dalam negeri. Hasil evaluasi pemerintah terhadap perdagangan bebas ASEAN-Cina menunjukan beberapa sektor industri terpuruk.

Pemerintah mensinyalir ada praktik perdagangan tak sehat yang dilakukan Cina misalnya melakukan dumping. ACFTA, yang sudah dilaksanakan sejak Januari 2010, juga berdampak pada pengurangan tenaga kerja di sektor industri secara signifikan.

Ini merupakan hasil survei yang dilakukan Kementerian Perindustrian tentang dampak pelaksanaan ACFTA terhadap kinerja industri pengolahan nasional. Hasil survei ini dipaparkan Dirjen Kerja Sama Industri Internasional (KSII) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Agus Tjahajana di Jakarta, baru-baru ini.

Survei dilakukan Kemenperin pada Oktober-Desember 2010 dengan menyebarkan daftar pertanyaan ke 724 perusahaan/industri terkait. Ada 420 perusahaan yang merespons survei Kemenperin. Dari 420 perusahaan, sebagian besar menyatakan adanya penurunan produksi dan penjualan dalam setahun terakhir.

Agus mengatakan, peningkatan volume impor barang jadi dari Cina diindikasikan menyebabkan penurunan produksi sektor industri nasional. Selain itu, penurunan juga terjadi pada penjualan, omzet, hingga jumlah penyerapan tenaga kerja. Survei itu dilakukan Kemenperin terhadap industri yang memproduksi produk terkait 228 pos tarif.

Apalagi selain ACFTA, mekanisme impor dari Cina juga dilakukan melalui mekanisme bisnis seperti biasa. Ini karena barang-barang Cina yang dijual di Indonesia jauh lebih murah dengan produksi dalam negeri. Meski sudah dibebani ongkos transportasi dan pengenaan pajak.(AIS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.