Sukses

Jepang Teliti Produk Ikan dan Kerang Laut

Pemerintah Negeri Sakura melakukan pengujian terhadap ikan dan kerang laut guna mengantisipasi tercemar radiasi.

Liputan6.com, Tokyo: Darurat nuklir masih mendera Jepang, Selasa (22/3). Pemerintah Negeri Sakura melakukan pengujian terhadap ikan dan kerang laut guna mengantisipasi tercemar radiasi. Selain itu, korban yang terkena radiasi di Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima tengah ditangani.

Para pekerja masih berusaha mendinginkan reaktor unit 3 dengan cara menyemprot air. Kepulan asap itu diduga membawa radiasi dalam jumlah besar. Bahkan, hasil uji sampel yang dilakukan badan atom setempat menyebutkan, sejumlah sayuran dan susu tercemar radiokatif. Pemerintah pun melarang penjualan susu segar dan sayuran dari area yang diduga terkena radiasi ke Tokyo.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Jepang Yukio Edano menyatakan, para pekerja PLTN di Fukushima terpaksa dievakuasi, bahkan 18 orang di antaranya positif terkena radiasi. Meski demikian, Edano menegaskan, hasil pemeriksaan dengan berbagai alat tidak menunjukan efek berbahaya dari kepulan asap itu.

Sementara warga di kawasan pedesaan di dekat area reaktor nuklir di Fukushima menerima pasokan air bersih kemasan. Itu dilakukan menyusul pemberitahuan dari pemerintah setempat yang melarang warga untuk mengonsumsi air di wilayah itu.

Menteri Kesehatan Jepang juga menyarankan, enam ribu warga yang tinggal di radius 30 kilometer dari pembangkit untuk tidak minum air secara langsung, karena tingkat radiasinya sangat tinggi hingga tiga kali di atas normal. Warga setempat juga tetap diperintahkan untuk tinggal di dalam rumah guna menghindari dampak radiasi.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, saat ini pemerintah Jepang mengingatkan warganya tentang keamanan makanan. WHO khawatir pengalaman pemerintah Soviet yang gagal melarang anak di sekitar PLTN Chernobyl untuk tidak minum susu yang terkena radiasi akan terulang kembali. Kegagalan pemerintah Soviet itu mengakibatkan ribuan orang terjangkit penyakit kanker.(ADI/SHA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.