Sukses

Tsunami Tak Terlalu Berdampak di Amerika Latin

Tsunami besar dari gempa 8,9 SR di Jepang menghancurkan beberapa bangunan di pesisir Peru, sehingga menimbulkan banjir di beberapa tempat, namun tak banyak berpengaruh bagi negara-negara Pasifik Amerika Latin.

Liputan6.com, Lima: Tsunami besar dari gempa 8,9 skala Richter di Jepang menghancurkan beberapa bangunan di pesisir Peru, sehingga menimbulkan banjir di beberapa tempat, Sabtu (12/3) pagi, namun tak banyak berpengaruh bagi negara-negara Pasifik Amerika Latin. Pihak berwenang sedang mempelajari dampak dari tsunami yang disebabkan gempa dahsyat yang melanda di Jepang, Jumat silam.

Pejabat pertahanan sipil di Peru telah memerintahkan evakuasi dari Pisco dan Paracas, dua kota di selatan Lima yang pernah terkena dampak tsunami pada 2007 serta Camara yang pernah mengalami bencana serupa pada 2001. Di Kota Pueblo Nuevo de Colan, di wilayah Piura sebelah utara, air laut menyurut hingga sekitar 200 meter dari pantai pada Sabtu pagi, sebelum kembali dengan kekuatan dan menghancurkan beberapa rumah di tepi pantai. Demikian dikatakan Wali Kota Raymundo Dioses seperti dikutip AFP.

Sementara di pelabuhan selatan Pisco, laut meluap ke alun-alun kota dan merusak sekitar 300 rumah. Menurut Wali Kota Pisco Yeus Echegaray, sekitar 400 orang bermalam di tenda di alun-alun pusat kota Pisco. Pihak Angkatan Laut Peru mengungkapkan, gelombang tsunami pertama diukur hampir 1,5 meter pada level tertingginya ketika mereka menerjang pada Sabtu pukul 00.50 GMT.

Tsunami besar menghidupkan kembali kenangan tsunami dahsyat Peru pada 1687 yang menghancurkan Callao, pelabuhan utama negara itu di barat Lima. Termasuk, lusinan kota-kota di pesisir.

Mengantisipasi kemungkinan terburuk, otoritas penjara telah mengosongkan penjara dengan pengamanan maksimum di Callao yang dihuni pendiri Shining Path Abimael Guzman, pemimpin senior gerilya Tupac Amaru, dan Vladimiro Montesinos, seorang pembantu utama mantan presiden Alberto Fujimori. Pejabat penjara mengatakan, para tahanan akan kembali ke fasilitas berkeamanan maksimum itu pada Sabtu.

Di Ekuador, perusahaan minyak yang dikelola negara, Petroecuador, mengatakan kembali mengekspor minyak mentah dan mengimpor bahan bakar mulai Sabtu pukul 05.00 GMT, setelah menghentikan operasi Jumat silam karena ancaman tsunami.

Presiden Rafael Correa melaporkan, hanya kerusukan minimum akibat tsunami dan tidak ada korban jiwa. Sebuah gelombang badai menghantam Pulau San Cristobal di rantai Pulau Galapagos Ekuador 1.000 kilometer barat daratan itu dan mengakibatkan banjir.

Para pejabat telah memerintahkan hampir 243.000 orang diungsikan dari daerah pesisir Ekuador dan Kepulauan Galapagos.

Lebih jauh ke selatan di Cile--yang belum pulih dari gempa berkekuatan 8,8 skala Ricther dan tsunami yang melanda negara itu pada Februari 2010--Presiden Sebastian Pinera mengatakan bahwa evakuasi pantai telah ia perintahkan untuk penyelamatan. "Ketika itu datang ke kehidupan manusia, yang terbaik bertindak preventif," Pinera mengatakan usai menangguhkan peringatan tsunami.

Pada Februari tahun silam, sebagian besar dari 524 orang yang meninggal disapu gelombang raksasa yang menggulung dusun sepanjang pesisir. Kritikus mengecam pemerintah karena keterlambatan dalam mengeluarkan peringatan tsunami dan perintah evakuasi.

Pada Sabtu silam tsunami melanda Dichato, sekitar 400 km sebelah selatan Santiago, sebuah kota yang sudah rusak berat akibat gempa 2010. Menurut sejumlah pejabat setempat, tsunami mengempas sekitar 100 meter daratan di Dichato, dan 10 perahu rusak, sekitar 20 lainnya terlepas dari tambatan di pulau terdekat Chiloe.

Meksiko melaporkan gelombang sampai dengan 70 sentimeter di atas normal melanda, namun tidak ada kerusakan atau korban. Kematian yang diketahui hanya menimpa seorang Amerika yang hanyut saat mencoba mengambil gambar di sebuah pantai di California.(ANS/Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.