Sukses

Tentara Bayaran Tembak Pengunjuk Rasa

Libya bersikap keras terhadap massa anti-pemerintah. Para tentara bayaran dipekerjakan untuk mengamankan dan mengambil tindakan terhadap para pengunjuk rasa.

Liputan6.com, Tripoli: Serangkaian aksi massa menuntut Muammar Khadafi turun menimbulkan banyak pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Laman metro.co.uk mewartakan, rabu (23/3), beberapa pengunjuk rasa melihat kelompok tentara bayaran berkeliaran pada setiap aksi massa di Libya. Para tentara bayaran yang mayoritas berasal  dari negara Afrika lain diperintahkan untuk menembak setiap orang yang bergerak.

Penduduk di Desa Fashloum ditembaki penembak jitu dari atas atap. Akibatnya, banyak korban jiwa berjatuhan. Selain itu, mobil ambulans yang ingin menolong warga terluka juga tidak luput dari sasaran tembak tentara bayaran.

"Jika ada orang yang ingin menolong korban yang terluka, orang tersebut juga akan ditembak," kata salah seorang saksi mata kepada Pengawas HAM. Ia menambahkan, orang-orang yang tinggal di dekat Green Square melaporkan. mereka melihat banyak mayat tergeletak di alun-alun. Namun, penduduk sekitar enggan mengevakuasi karena takut menjadi sasaran tembak.

Saksi mata lain yang tidak ingin identitasnya disebutkan mengungkapkan, banyak pria bertopeng dengan menggunakan mobil Land Cruisers. Mereka juga dilengkapi senjata berat.  "Pria mengenakan pakaian sipil di alun-alun itu menembaki kami. Kami mendengar suara tembakan. Keadaan diperparah dengan rusaknya Rumah Sakit Abu Salim," ujarnya.

Penembakan ini diduga pemimpin Libya Muammar Khadafi yang siap melawan para demonstran. Sikap Khadafi ini disampaikan dalam pidato yang disiarkan televisi setempat, Selasa (22/2) [baca: Tolak Mundur, Khadafi Siap Perangi Demonstran]

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.