Sukses

Pasukan Tempur Terakhir AS Tinggalkan Irak

Amerika Serikat memastikan menghentikan semua operasi militer di Irak dua minggu lebih awal dari jadwal yang telah ditentukan oleh pemerintahan Obama. Indikaasinya, pasukan tempur terakhir mereka ditarik keluar dari Irak.

Liputan6.com, Badhdad: Berakhir sudah dominasi Amerika Serikat dalam menjaga keamanan dan stabilitas di negara Irak. Pasukan tempur AS yang terakhir telah resmi ditarik keluar dari Irak. Ini menjadi akhir dari operasi militer yang rutin dilakukan pasukan AS di Irak dalam "perang" berkepanjangan hingga 7 tahun yang telah membuat dari 4 ribu jiwa tentara AS melayang.

Pada Kamis (19/8) pagi ini, pasukan tempur AS terakhir telah meninggalkan Irak, dua minggu sebelum deadline yang ditentukan oleh pemerintahan Obama yaitu, pada 31
Agustus mendatang. Selama beberapa minggu terakhir, pasukan dari Divisi Stryker keempat dan Divisi Infantri kedua, telah memindahkan ratusan kendaraan tempur dari Kamp Victory di dekat bandara Baghdad menuju ke Kamp Virginia di Kuwait.

Mundurnya pasukan AS mengakhiri polemik operasi berdarah dan kontroversial yang dimulai pada Maret 2003 lalu ketika Saddam Hussein masih berkuasa. Dalam perang yang tak kunjung berakhir ini militer AS mengalami pertempuran-pertempuran terberat sepanjang sejarah kampanye militer mereka.

Sekitar 50 ribu tentara AS direncanakan akan tetap berada di negara ini dengan kapasitas sebagai penasehat militer, membantu pasukan Irak dalam sebuah misi terbaru, Operasi Fajar Baru, yang akan berlangsung hingga akhir 2011 mendatang.

Sebelum menjabat presiden, Barrack Obama telah menetapkan bahwa mengakhiri perang Irak akan menjadi kebijakan utama dalam kampanye presidensialnya. Setelah berkantor di Gedung Putih, ia langsung mengumumkan rencana untuk memulangkan pasukan tempur AS dari Irak akhir Agustus tahun ini.

Opini dan perasaan orang-orang Irak berbeda-beda mengenai penarikan pasukan AS ini. Kebanyakan dari mereka mengkhawatirkan munculnya lebih banyak kekerasan dan "darah." Meski berakhirnya operasi militer AS akan disambut baik oleh rakyat biasa, pasukan AS dipastikan akan meninggalkan sebuah negara dengan masa depan yang muram.

Dalam lima bulan terakhir Irak masih belum memiliki pemerintahan dan situasi keamanan hingga saat ini tetap "mudah terbakar," terbukti dengan meningkatnya jumlah kematian warga sipil Juli lalu yang menandakan kerapuhan situasi di negeri ini. Sejumlah keprihatinan pun telah diserukan mengenai terlalu cepatnya penarikan pasukan AS, salah satunya dari dari Letnan Jenderal Babaker Zebari, pejabat senior Irak.

Zebari memperingatkan, pasukan Irak tidak akan siap untuk mengontrol keamanan hingga 2020 mendatang. Ia memprediksikan permasalahan akan mulai muncul usai 2011 merujuk kepada deadline penarikan pasukan AS secara penuh.(Al-Jazeera/YUS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini