Sukses

Kolombia dan Venezuela Perbaiki Hubungan

Kolombia dan Venezuela sepakat untuk memperbaiki hubungan diplomatik yang sempat memburuk sepanjang dua tahun terakhir.

Liputan6.com, Santa Maria: Presiden Venezuela Hugo Chavez dan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos telah menyepakati untuk memperbaiki hubungan diplomatik kedua negara. Chavez memutuskan hubungan diplomatik tahun lalu setelah Kolombia menuding negara tetangganya tersebut menampung pemberontak sayap kiri Kolombia.

Dalam pertemuan di sebuah kota Santa Maria, Kolombia, kedua pemimpin sepakat mengakhiri segala perbedaan dan membuka kembali hubungan bilateral demi koeksistensi dua negara. Keduanya bertemu di rumah tempat Simon Bolivar, pahlawan kemerdekaan Amerika Selatan sekaligus idola Hugo Chavez, wafat pada 1830. "Kami melakukan sebuah dialog jujur, secara langsung dan tulus, dan saya kira kami telah melakukan sebuah langkah besar dalam membangun kembali kepercayaan," kata Presiden Santos.

Sementara itu di lain pihak, Chavez juga mengungkapkan pernyataan senada dengan rekannya tersebut. "Kami harus belajar untuk hidup bersama," katanyanya. "Revolusi damai yang terjadi di Venezuela tidak menghadirkan ancaman bagi Kolombia."

Chavez juga menolak tudingan pendahulu Santos, Alvaro Uribe, yang mengatakan ada sekitar 1500 pemberontak ELN dan FARC Colombia yang berlindung di bawah naungan Chavez. "Pemerintah Venezula tidak mendukung, atau memperbolehkan, kehadiran gerilyawan ataupun teroris di Venezuela," tambahnya lagi. Kedua negara juga menyepakati pembentukan lima komisi untuk mengatasi sejumlah isu bersama seperti investasi di bidang sosial, infrastuktur, perdagangan dan keamanan.

Kesepakatan untuk memperbaiki hubungan ini muncul setelah selama kurang lebih dua tahun hubungan bilateral di antara dua negara di kawasan Andean ini terus memburuk. Hubungan memburuk setelah Kolombia menyetujui untuk memperbolehkan AS mendirikan markas militer di negaranya. Dan, ketika Uribe menyebut Venezuela menampung pemberontak, Chavez langsung menutup hubungan diplomatik dan mengirim pasukan ke perbatasan sebagai antisipasi meletusnya perang. (Al-Jazeera)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini