Sukses

Bos Tentara Bayaran Blackwater Diadili

Jaksa penuntut AS (16/4)mengajukan dakwaan senjata gelap terhadap lima mantan pegawai perusahaan keamanan kontroversial Blackwater, termasuk mantan pemimpin perusahaan itu.

Liputan6.com, Washington: Jaksa penuntut AS (16/4)mengajukan dakwaan senjata gelap terhadap lima mantan pegawai perusahaan keamanan kontroversial  Blackwater, termasuk mantan pemimpin perusahaan itu.

Satu dakwaan federal menuduh mereka secara gelap telah menimbun dan mengubah senjata dan telah memalsukan formulir pendaftaran dalam upaya memperoleh keunggulan atas para pesaing sehingga memperoleh keuntungan dalam memperoleh dan mempertahankan kontrak pemerintah.

Perusahaan Blackwater yang sekarang bernama Xe, telah menghadapi banyak skandal yang berkaitan dengan operasinya di Irak, Afghanistan serta tempat lain.

Perusahaan itu dilarang di Irak karena pengawalnya diduga melepaskan tembakan ke arah warga sipil yang tak berdosa, kendati pengadilan AS membebaskan pegawai perusahaan tersebut dari semua tuntutan pidana.

Salah seorang pimpinan perusahaan diduga memasang senapan laras pendek pada apa yang mestinya adalah senapan laras panjang "guna memudahkan perusahaan melaksanakan kontrak layanan perlindungan di Irak dan Afghanistan, karena perusahaan tersebut percaya senjata itu lebih dapat disesuaikan untuk digunakan di dalam kendaraan dan bangunan".

Dalam kasus lain, mereka berusaha menghindari pembatasan dua-senjata pada klas tertentu senjata genggam dengan mengatur "pembelian tak resmi dengan satu kantor kecil sheriff setempat".

"Blanko surat dari kantor sheriff tersebut diberikan kepada Blackwater, yang menggunakannya untuk mempersiapkan surat yang menyatakan kantor sheriff ingin membeli 17 AK47 Romania dan 17 senapan otomatis penuh M4," demikian antara lain isi tuntutan itu.

"Senjata itu dibeli buat Blackwater, secepatnya dikirim kepada Blackwater segera setelah mereka tiba, dan disimpan di kendaraan lapis baja Blackwater. Kantor Sheriff tak memiliki akses langsung ke kendaraan tersebut."

Dalam upaya membuat terkesan pejabat Jordania yang berkunjung, para terdakwa memperlihatkan senjata api dengan tulisan logo Blackwater, dan kemudian memalsukan dokumen pendaftaran pemerintah untuk menyembunyikan bahwa mereka telah memberikan senjata itu.

Kelima terdakwa, termasuk mantan wakil kepala pelaksana William Matthews, konsul jenderal Andrew Howell, Ana Bundy, wakil lain kepala dan mantan petugas kendaraan lapis baja Ronald Slezak, menghadapi dakwaan yang berisi ancaman hukuman maksimum 20 tahun penjara, kendati masing-masing menghadapi banyak tuntutan. (Ant/ARI)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini