Sukses

Putin: Pelaku Pemboman dari Kelompok yang Sama

Vladimir Putin yakin bahwa pelaku dua serangan di Dagestan dilakukan oleh kelompok yang sama dengan serangan bom sebelumnya di dua stasiun kereta bawah tanah, Moskow.

Liputan6.com, Moskow: Rusia tidak mengesampingkan kelompok yang sama sebagai dalang di balik serangan bom di Dagestan dan di stasiun kereta api bawah tanah Moskow. Penyataan ini dikeluarkan Perdana Menteri Vladimir Putin yang geram dengan aksi mereka.

"Saya tidak mengesampingkan bahwa pelaku serangan bom di Dagestan berasal dari kelompok yang sama," ujar Putin pada pertemuan Kabinet, Rabu (31/3) yang dikutip oleh kantor berita Rusia. "Tidak peduli di bagian mana di negara ini kejahatan itu dilakukan, atau mereka yang menjadi korban kejahatan-kejahatan ini, kita melihat ini sebagai kejahatan terhadap Rusia," katanya.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev juga mengatakan ledakan di Dagestan dan di stasiun kereta bawah tanah Moskow terkait dengan rantai yang sama. "Teroris tidak akan diizinkan untuk mencapai tujuan mereka dari destabilisasi Rusia," ujar Medvedev, seperti dilansir Xinhua, Rabu (31/3).

Sebelumnya Putin telah bersumpah untuk "menyeret keluar dari saluran pembuangan" para teroris yang melakukan serangan di Moskow, yang menewaskan 39 dan melukai lebih dari 60. Dua belas orang, termasuk sembilan polisi, yang juga tewas dalam dua ledakan Rabu (31/3) di kota Kizlyar, Dagestan.

Menurut ahli penyelidikan resmi Nizami Radzhaboiv, diperkirakan daya perangkat peledak pertama di Kizlyar setara dengan 200 kg TNT. "Bahan peledak yang dimasukkan dalam mobil Niva diledakan oleh seorang pembom bunuh diri," kata Radzhaboiv.

Saat ini, Putin telah memerintahkan Menteri Dalam Negeri Rashid Nurgaliyev untuk memperkuat pasukan polisi di Kaukasus Utara. "Unit polisi di Kaukasus Utara, termasuk Dagestan, harus diperkuat," katanya.

Presiden Dagestan Magomedsalam Magomedov juga mengatakan dalam sebuah pertemuan darurat pasca pemboman Kizlyar bahwa mereka pelaku mungkin terkait dengan pemboman Moskow, yang dilakukan oleh dua perempuan pembom bunuh diri. "Sebuah kesempatan telah diberikan kepada para teroris untuk kembali ke kehidupan yang damai, tetapi mereka tidak menginginkannya," kata Presiden. "Kami akan melacak mereka dan meniadakan mereka," ujarnya. (AYB)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini