Sukses

Jerman Desak Turki Buka Akses Bagi Siprus

Turki didesak untuk menyelesaikan permasalahan Siprus, karena Siprus dianggap sebagai fasilisator pembicaraan dengan Uni Eropa (EU).

Liputan6.com, Ankara: Kanselir Jerman Angela Merkel sejak Senin (29/3) kemarin memulai kunjungannya ke Turki selama dua hari untuk mendesak negara itu membuka pelabuhan laut dan udara ke Siprus. Pembukaan jalur transportasi ini dianggap dapat memfasilitasi akses pembicaraan dengan Uni Eropa (EU).

Dalam jumpa pers Merkel mengutarakan bahwa solusi dari masalah Siprus adalah kunci bagi kemajuan Turki untuk masuk ke Uni Eropa, dan untuk itu Turki harus menepati janji-janji di bawah protokol Ankara yang berisi persetujuan tahun 2005 dimana Turki bersedia membuka pelabuhan dan bandara untuk lalu lintas Siprus.

Siprus adalah pulau di Mediterania yang dibagi dua sejak 1974, ketika militer Turki campur tangan dan menduduki bagian utara pulau yang banyak dihuni warga keturunan Turki, setelah kudeta dari sekelompok perwira Yunani. Sementara di bagian selatan  pulau banyak dihuni warga keturunan Yunani.

Desakan dari Jerman ini mendapat tanggapan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan yang menekan negaranya untuk tidak berbelok dari tujuan akhir menjadi keanggotaan penuh Uni Eropa. Namun Ergodan menegaskan bahwa Turki tidak mendukung sanksi terhadap Iran, menolak seruan Merkel untuk posisi dalam persatuan dengan Amerika Serikat dan Eropa.

Kepada wartawan, Merkel juga mengatakan bahwa Jerman akan kembali memberi sanksi jika Iran meneruskan program nuklirnya yang kontroversial dan tidak lebih transparan. "Kami akan senang jika Turki dinilai bersama-sama dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa pada masalah Iran April mendatang," katanya, merujuk pada KTT Keamanan Nuklir Internasional yang akan diselenggarakan di Washington bulan depan.

Sementara Erdogan mengatakan bahwa pemberian sanksi terhadap Iran sebelumnya dinilai telah gagal. Turki mencatat persahabatan yang lama dan dengan Iran. Turki merupakan partner terbesar kedua setelah Rusia yang berkerjasama di bidang energi dengan Iran. "Mengenakan sanksi bukanlah jalan keluar yang sehat. Solusi yang terbaik adalah diplomasi," kata Erdogan saat konferensi pers.

Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah mendorong sanksi putaran keempat untuk membatasi usaha-usaha nuklir Iran, yang mereka katakan bertujuan untuk mengembangkan senjata nuklir. Sedangkan Iran tetap telah bersikeras bahwa program nuklirnya damai.(Xinhua/AYB)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini