Sukses

AS dan Rusia Akhirnya Sepakati Perjanjian Nuklir

Pemerintah Amerika Serikat dan Rusia akhirnya menyepakati perjanjian baru guna mengurangi persenjataan nuklir dari era persaingan Perang Dingin dalam percakapan melalui telepon. Namun, rancangan tersebut harus dibawa ke Parlemen guna mendapat pengesahan.

Liputan6.com, Wahington: Pemerintah Amerika Serikat dan Rusia akhirnya menyepakati perjanjian baru guna mengurangi persenjataan nuklir era persaingan Perang Dingin dalam percakapan melalui telepon, Rabu (24/3). Demikian rilis Associated Press.

Dalam jumpa pers, juru bicara Gedung Putih mengatakan Presiden Barack Obama dan Presiden Dmitry Medvedev direncanakan menandatangani perjanjian dalam dua minggu setelah rincian teknis selesai dibuat. Dalam nota pertemuan kedua negara adidaya akan mengurangi jumlah senjata nuklir hingga 1.500 buah dalam beberapa tahun mendatang. Presiden Obama dan Medvedev diharuskan membawa hasil kesepakatan ke parlemen kedua negara guna mendapatkan persetujuan.

Sementara Robert S. Norris, analisis persenjataan nuklir AS dan Rusia mengatakan ratifikasi Senat tidak akan mudah, terlebih Pemerintahan Obama akan menemui penentangan keras dari para senator dari partai Republik yang selama ini jarang mendukung. Beberapa pihak mengharapkan perjanjian baru ini menjadi siyalemen peningkatan kepercayaan dan kerjasama antara AS dan Rusia, yang memiliki mayoritas senjata nuklir di dunia. Selama ini kedua negara bersitegang dalam beberapa tahun terakhir.

Pertemuan kedua negara sering mengalami jalan buntu setelah perjanjian START 1 berakhir Desember lalu. Dalam pertemuan minggu lalu, AS dan Rusia belum menyepakati perlucutan senjata nuklir saat Menlu Hillary Clinton berkunjung ke Moskow [baca: AS-Rusia Belum Sepakat Perlucutan Senjata Nuklir].(AYB)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini