Sukses

Pendukung Thaksin Tumpahkan Darah di Rumah PM

Pengunjuk rasa berkaus merah akan menumpahkan galon yang berisi darah mereka sendiri di rumah Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva.

Liputan6.com, Bangkok: Para pengunjuk rasa yang menginginkan perubahan pemerintahan, berencana untuk melakukan hal yang lebih gila lagi pada Rabu (17/3). Mereka akan menumpahkan galon yang berisi darah mereka sendiri di rumah Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva yang berada di lingkungan kelas atas di ibu kota Thailand, Bangkok.

Pemimpin protes mengatakan, mereka hari ini berencana berbaris di depan rumah Abhisit yang berlokasi di kawasan Sukhumvit Road --kawasan elite dan ekspatriat. Sayangnya, sejak unjuk rasa dimulai, Abhisit tidak berada di rumah. Ia tidur di markas tentara dan tengah melakukan perjalanan ke luar kota.

Taktik ini mengikuti "pengorbanan darah," pada Selasa kemarin di kantor Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva dan markas Partai Demokrat. Ribuan pengunjuk rasa membentuk barisan panjang untuk mengambil darah mereka, guna menumpahkan darah di kantor Perdana Menteri. Pemimpin demonstran mengaku telah mengumpulkan sebanyak 80 galon darah. Aksi dramatis yang dilakukan demonstran berkaus merah ini bertujuan untuk menarik perhatian agar memaksa pemilihan baru [baca: Pendukung Thaksin Korbankan Darah].

Suriya Laemthong (28), menutupi matanya dengan topi bisbol saat perawat menusukkan jarum ke lengannya. Ia meragukan penumpahan darah dapat memaksa pemerintah untuk turun, namun ia menemukan strategi pemimpin protes yang rasional dan dapat diterima. "Jika mereka mengatakan kami adalah tentara, aku sudah siap," ucap dia.

Demonstran berkaus merah mengatakan, jika masyarakat bersedia mengorbankan darah mereka, Abhisit juga harus menunjukkan semangat yang sama dengan melepaskan kekuasaan.

Lebih dari 100 ribu demonstran dari seluruh negara bagian berkumpul di Bangkok pada Minggu silam. Mereka bersumpah akan melanjutkan unjuk rasa sampai menang. Namun, Abhisit menolak tuntutan mereka untuk membubarkan Parlemen. Ia mengatakan akan mendengarkan sudut pandang para pengunjuk rasa dan meninggalkan situasi di jalan buntu.(AST/ANS/AP)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.