Sukses

Tujuh Migran Tewas Dalam Kekerasan di Suriname

Tujuh migran asing tewas dan ratusan lainnya kehilangan tempat tinggal setelah terjadi kerusuhan dan serangan terhadap pekerja migran di Suriname.

Liputan6.com, Paramaribo: Kerusuhan terjadi di Kota Albina, Kamis kemarin setelah seorang warga Brazil diduga menikam pria lokal hingga tewas. Kejadian tersebut membuat daerah tersebut dikosongkan, dan 300 warga pendatang pergi menyelamatkan diri.

Polisi hanya mengkonfirmasi satu kematian tanpa memberikan rincian. Pihak berwenang juga mengatakan paling sedikit 20 perempuan Brazil diperkosa dalam keributan, dan semua orang Brazil dan orang Cina yang banyak tinggal di daerah tersebut dievakuasi.

Pendeta Jose Vergilio mengatakan lebih dari 90 pengungsi, termasuk beberapa anak-anak, saat ini tinggal di sebuah hotel di ibukota, Paramaribo. Setidaknya 120 orang berlindung di kompleks militer Sabtu kemarin sebelum dipindahkan ke ibukota. "Mereka tidak bisa kembali ke tempat itu, ada begitu banyak kebingungan. Mereka tidak punya tempat untuk bekerja atau untuk hidup," kata Vergilio kepada The Associated Press melalui telepon, seperti dilansir Associated Press, Ahad (27/12).

Polisi mengatakan 20 orang termasuk pejabat pemerintah daerah berada dalam tahanan atas tuduhan perkosaan, pencurian dan pembakaran. Menteri Luar Negeri Brazil, Minggu mengumumkan sedang mengirim dua wakil pemerintah ke Suriname untuk mengevaluasi situasi. Pejabat militer dan polisi Suriname, berjanji akan meningkatkan patroli di Albina.

Vergilio, seorang pastor Katolik Roma yang telah tinggal di negara kecil Amerika Selatan selama delapan tahun, mengatakan kerusuhan dan kekerasan terbaru antara orang-orang di Suriname dan komunitas pekerja Brazil yang datang kenegara tersebut untuk bekerja di perusahaan-perusahaan penambang emas. "Hal ini berakar pada masalah lama, konflik ekonomi dan konflik kewarganegaraan," katanya.

Kerusuhan Kamis silam, dilaporkan dipicu oleh argumen di pesta Natal yang berakhir dengan penusukkan seorang pria Brazil terhadap seorang pria yang diidentifikasi sebagai Maroon, seorang keturunan budak Afrika yang melarikan diri. Penduduk kota di Albina, yang terletak di bekas koloni Belanda barat berbatasan dengan Guyana Perancis, dilaporkan mulai menyerang orang Brazil sekitar satu jam setelah pembunuhan, dan kekerasan menyebar ke bisnis milik Cina.

Foto yang diambil oleh Vergilio dan diposting pada suriname FM Radio Katolica menunjukkan area yang luas di kota terbakar habis. Mobil, van dan truk berjajar di tempat parkir serta beberapa bangunan ditampilkan hangus dan hancur.(RST/AYB)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini