Sukses

Keluarga Memohon Pembebasan Serdadu AS

Setelah video penawanan serdadu AS yang Jumat kemarin dirilis oleh pihak Taliban, kini keluarga tawanan memohon agar anggota keluarganya dibebaskan.

Liputan6.com, Kabul: Video penawanan serdadu Amerika Serikat yang menggemparkan media Barat, Jumat kemarin dirilis Taliban. Dalam video, tawanan terlihat sehat, tapi menyemburkan kritik pedas tentang operasi militer AS. Di tanah kelahirannya, Sun Valley, Idaho, Amerika, keluarga dari Bowe Robert Bergdahl memohon pembebasan di Hari Natal dan mendorong anaknya untuk tetap kuat.

Setelah menghilang enam bulan silam, Taliban mengakui penangkapan prajurit Idaho muda yang muncul dalam video tersebut. Namun, juru bicara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Kolonel Wayne Shanks kepada The New York Times menyangsikan rekaman video. Shanks mengatakan itu bukan bukti bahwa Bergdahl masih hidup saat ini. Hal ini disebabkan pembuatan video tersebut belum jelas kapan dibuatnya. Demikian diberitakan Associated Press, Sabtu (26/12) [baca: Taliban Akui Video Penangkapan Serdadu AS].

Jumat kemarin, Letnan Kolonel Tim Marsano dari Idaho National Guard mengeluarkan pernyataan dari keluarga korban. Dalam pernyataan mereka, keluarga mendesak para penculik untuk membiarkan anaknya pulang. Dan untuk Bergdahl, keluarga berkata, "Kami sangat mencintaimu, dan kami percaya kamu tetap kuat di sana."

Marsano bertemu dengan keluarga Bergdahl Jumat pagi di rumah mereka. Dia mengatakan kepada AP bahwa keluarga tidak melihat video, tetapi telah berbicara dengan sanak keluarga lainnya yang telah melihat video tersebut.

Dalam video, Bergdahl ditampilkan duduk, menghadap ke kamera, mengenakan kacamata hitam dan apa yang tampak sebagai militer AS, helm dan seragam. Di satu sisi gambar, ia mengatakan: "Seorang tentara Amerika dipenjarakan oleh Mujahidin Emirat Islam Afghanistan." Ia juga menunjukkan dia makan sambil mengenakan pakaian khas dari Provinsi Kandahar, Afghanistan, sebuah wilayah di mana Taliban muncul pada dekade 90-an.

Dalam video, Bergdahl mengatakan "Itu kesombongan kita, dan kebodohan kita yang telah membuat kami begitu buta bahwa kita hanya menolak untuk melihat kesalahan dan kesalahan yang membuat kita terus berulang-ulang." "Ini hanya akan menjadi Vietnam berikutnya, kecuali jika rakyat Amerika berdiri dan menghentikan semua omong kosong ini," katanya. Meskipun tidak jelas di mana Bergdahl berada ketika video direkam, dia mengatakan dia tidak pernah dimanfaatkan oleh para penculiknya.

"Dalam terang dan kebrutalan yang tidak manusiawi negara saya telah melanda tanah orang dan orang-orang Taliban menangkap saya, mereka adil memperlakukan saya. Sebagai Tentara negara muslim mereka telah memperlakukan para tahanan di Bagram, di Guantanamo Bay, Abu Ghraib dan penjara rahasia lain yang tersembunyi di seluruh dunia,"ucap Bergdahl. "Tapi aku menjadi saksi. Saya terus-menerus diperlakukan sebagai manusia dengan martabat," katanya.(RST/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini