Sukses

Bajak Laut Ambil Alih Kapal Nelayan Spanyol

Kawanan perompak mengambil alih kapal nelayan tuna berawak 36 orang asal Spanyol di kawasan Samudera Hindia. Serangan bajak laut ini adalah kali kedua yang terjadi kurang dari sebulan silam.

Liputan6.com, Madrid: Kawanan bajak laut mengambil alih kapal nelayan tuna berawak 36 orang asal Spanyol di kawasan Samudera Hindia, Jumat (2/10) waktu setempat. Pembajakan itu diketahui saat kapal nelayan bernama Alakrana itu mengirim sejumlah sinyal darurat. Beberapa saat setelah itu, komunikasi dengan Alakrana benar-benar terputus.

Kejadian ini disaksikan dua pesawat dari Luxembourg yang terbang di atas Alakrana. Menteri Perikanan dan Agrikultur kawasan Basque, Spanyol, Pilar Unzalu yang berada dalam pesawat menyaksikan sejumlah orang bersenjata di atas Alakrana. Ia mengatakan tidak melihat indikasi adanya awak kapal yang terluka. Unzalu menambahkan belum mengetahui ada tidaknya permintaan uang tebusan dari para bajak laut.

Pemerintah Spanyol tak tinggal diam. Mereka mulai menghubungi keluarga dan kerabat awak Alakrana dan membentuk komite yang terdiri dari beberapa elemen kementerian. "Prioritas pemerintah saat ini adalah untuk menjamin keselamatan awak kapal," ucap Maria Teresa Fernandez de la Vega, Deputi Perdana Menteri Spanyol seperti dilansir MSNBC.

Para pemilik kapal nelayan Spanyol mendesak pemerintah untuk menurunkan angkatan laut untuk mengawal pelayaran, seperti yang dilakukan pemerintah Prancis. Namun pemerintah Spanyol mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan karena tidak ada hukum yang mengatur hal tersebut.

Departemen Pertahanan Spanyol mengusulkan kepada pemilik kapal untuk menyewa tenaga keamanan swasta. Sebelumnya Dephan telah memberikan izin untuk membawa senjata api seperti pistol untuk mengamankan diri. Namun hal itu ternyata tidak cukup karena para bajak laut terkadang membawa persenjataan berat seperti granat dan peluncur roket.

Serangan bajak laut ini adalah kali kedua yang terjadi kurang dari sebulan silam. Pada 4 September, kapal tuna asal Spanyol diserang sekelompok bajak laut di perairan Seychelles. Namun kapal nelayan tersebut berhasil melakukan manuver menghindar dan melarikan diri.

Pada April 2008, kapal tuna dari Basque dibajak di lepas pantai Somalia dan disekap selama enam hari sebelum akhirnya bebas setelah membayar uang tebusan sebesar 1,2 juta dolar AS. Kapal nelayan Spanyol lainnya kembali diserang pada September 2008 namun berhasil lolos.(VIN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.