Sukses

Mahasiswa Harvard Sambut SBY

Sebelum SBY datang, empat mahasiswa Universitas Harvard berdemonstrasi. Bukan memprotes SBY, melainkan menyampaikan terima kasih atas peran Presiden SBY dan Indonesia dalam penanganan masalah perubahan iklim.

Liputan6.com, Boston: Sekelompok mahasiswa Universitas Harvard berdemonstrasi di luar Kampus Harvard di Boston, Amerika Serikat, Selasa (29/9) petang waktu setempat. Ini sesaat sebelum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tiba di kampus tersebut untuk memberikan kuliah umum. Mereka bukan memprotes SBY, melainkan menyampaikan terima kasih atas kepemimpinan Presiden Yudhoyono dan Indonesia dalam memperjuangkan penanganan terhadap perubahan iklim [baca: Wakili Negara Berkembang, Presiden SBY Pidato].

Michelle Kissenkoetter, Dominic Maxwell, Michael Blomfield dan Joel Kenrick, berteriak-teriak sambil membentangkan poster-poster yang mereka bawa ketika iring-iringan kendaraan yang membawa Presiden Yudhoyono dan rombongan melintas untuk memasuki gerbang kampus. Keempatnya adalah mahasiswa Master in Public Policy di John F. Kennedy School of Government di Universitas Harvard.

Poster-poster berwarna kuning dan merah muda yang mereka usung itu antara lain bertuliskan: "Thank You Indonesia", "Harvard Says, Indonesia`s Our Climate Change HERO", "President Yudhoyono Climate Change World Leader" dan "The Earth Our Future, Thank You Yudhoyono".

"Kami ini adalah mahasiswa Harvard dari berbagai bangsa. Kami ingin masyarakat Indonesia tahu bahwa apa yang telah dilakukan oleh pemimpin negara Anda, sangat kami hargai, dihargai oleh Amerika dan dunia," kata Michelle seperti diwartakan ANTARA.

Dominic, sementara itu, mencatat kontribusi besar yang diberikan oleh Indonesia, yang melalui KTT Perubahan Iklim di Bali dua tahun lalu. "Apa yang telah dilakukan Indonesia sangat berarti karena negara-negara setelah itu (KTT Bali) mau melakukan perundingan, dan sekarang perundingan telah mengarah ke pertemuan di Kopenhagen, Denmark," kata Dominic.

Perundingan di Kopenhagen pada Desember 2009 nanti diharapkan akan menghasilkan kesepakatan global, pascaberakhirnya Protokol Kyoto tahun 2012 tentang penanganan perubahan iklim.

Joel Kenrick mengatakan, dirinya tidak dapat mengikuti kuliah umum Presiden Yudhoyono karena kehabisan tiket tanda masuk ruangan. Kuliah umum tersebut dilaporkan telah dipenuhi sekitar 800 orang. "Tapi tidak apa-apa. Yang penting kami ingin menunjukkan kepada banyak pihak bahwa kami sangat menghargai peranan Indonesia dalam menangani perubahan iklim," kata Joel [baca: Presiden Pidato di Harvard].

Pihak Universitas memang mengharuskan para mahasiswa dan akademisi untuk mendaftarkan diri jauh-jauh hari sebelumnya guna mendapatkan tiket mengikuti kuliah umum oleh Presiden Yudhoyono.(TES/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini