AS dan Rusia Kurangi Senjata Nuklir

Liputan6.com, Moskow: Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama bertemu dengan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev , Senin (6/7) di Kremlin, Moskow, Rusia. Pertemuan ini merupakan upaya AS memperbaiki hubungan antar kedua negara. Kedua kepala negara tersebut memfokuskan perhatian pada permasalahan militer, khususnya dalam hal pengurangan persenjataan nuklir.

Seperti dilansir Voice of America, Medvedev mengatakan, bahwa dunia akan lebih buruk jika setiap negara memiliki senjata nuklir. Menurut dia, nuklir dapat mengakibatkan permasalahan yang luar biasa besar. Seperti yang terjadi di Timur Tengah dan Semenanjung Korea.

Untuk itu, kedua kepala negara sepakat untuk mengurangi persediaan persenjataan nuklir masing-masing sebanyak 1.500 hingga 1.675 senjata dalam waktu tujuh tahun. Sedangkan jumlah peluru kendali atau misil akan dikurangi antara 500 hingga 1.100 untuk tiap negara. Demi terwujudnya kesepakatan ini, mereka akan menandatangani perjanjian baru. Perjanjian itu diteken setelah masa berlaku strategic arms reduction treaty habis pada Desember mendatang.

Obama berharap agar gerakan kedua negara ini bisa menjadi contoh yang baik. Kendati demikian, analis militer Rusia, Alexander Konovalov skeptis. Menurut dia, perjanjian tersebut hanya mencerminkan bahwa kedua negara berbagi ancaman yang sama.

Sedangakn analis militer lainnya, Pavel Felgenhauer berpendapat perjanjian antara Obama dan Medvedev adalah isyarat simbolis guna membentuk atmosfir positif demi memecahkan masalah-masalah yang lebih rumit lagi nantinya. Di antaranya adalah ketegangan di Georgia, serta penjualan misil Rusia pada Syria dan Iran.(AND)