Sukses

Enam Peristiwa Terpanas 2009

Di awal tahun wajah demokrasi Indonesia tercoreng dengan tewasnya Ketua DPRD Sumatra Utara Abdul Azis Angkat dalam sebuah demonstrasi. Hingga menjelang akhir tahun, jagat politik Indonesia masih diributkan dengan kasus skandal Bank Century.

Liputan6.com, Jakarta: Banyak peristiwa penting terjadi sepanjang 2009. Sebagian peristiwa sudah diperkirakan terjadi. Sementara banyak peristiwa lainnya mengejutkan publik. Berikut adalah enam peristiwa yang paling menyita perhatian khalayak sepanjang tahun ini.

Di awal tahun wajah demokrasi Indonesia tercoreng. Pada Februari 2009, unjuk rasa menuntut pembentukan Provinsi Tapanuli menyebabkan Ketua DPRD Sumatra Utara Abdul Azis Angkat tewas. Unjuk rasa yang diikuti sekitar 2.000 orang itu tiba-tiba berubah menjadi anarkis. Abdul Azis dipukul dan didesak para pengunjuk rasa. Aksi ini memicu penyakit jantung Abdul Azis kambuh. Bahkan evakuasi Abdul Azis pun tak bisa berjalan lancar. Massa berusaha menghalang-halangi dan menuding sang Ketua Dewan berpura-pura sakit. Saat tiba di rumah sakit nyawa Abdul Azis tak tertolong.

Setelah empat tahun damai tanpa ledakan bom, peristiwa nahas itu akhirnya terjadi lagi di pertengahan Juli 2009. Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, diserang bom bunuh diri. Sedikitnya sembilan orang tewas dan 55 lainnya terluka. Polisi menyebutkan tersangka pengeboman adalah Dani Dwi Permana asal Parung, Bogor, Jawa Barat, serta Nana Ikhwan Maulana asal Pandeglang, Banten.

Seiring bom Marriot II, nama Noordin M. Top kembali disebut-sebut sebagai otak di balik peristiwa tersebut dan menjadi sosok paling dicari. Pada Agustus, polisi berhasil menewaskan anggota jaringan Noordin, Ibrahim alias Boim dalam penggerebekan dramatis di Kedu, Temanggung, Jawa Tengah. Selama penggerebekan, Ibrahim sempat disangka sebagai Noordin.

Dalam waktu hampir bersamaan, polisi juga menggerebek sebuah rumah di Jatiasih, Bekasi, Jabar. Di sana polisi menemukan granat serta bom aktif. Diduga bom ini akan digunakan untuk membunuh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Baru pada pertengahan September 2009, polisi menewaskan Noordin dalam penggerebekan di Jebres, Solo, Jateng. Ini sekaligus mengakhiri pencarian Noordin selama sembilan tahun. Dalam rangkaian memburu para teroris, polisi juga mengejar tersangka seperti Urwah, Hadi Susilo, Aryo Sudarso alias Aji, dan terakhir adalah Baridin yang tak lain adalah mertua dari mertua dari Noordin.

Menghadapi Pemilihan Umum, pasangan SBY dan Jusuf Kalla yang telah memimpin Indonesia sejak 2004 akhirnya berpisah. Hubungan keduanya sempat digambarkan tegang. Saat kampanye, kedua tokoh ini pun sempat saling kritik. Dalam pemilu legislatif, Partai Golkar yang diusung JK dikalahkan partai SBY, Partai Demokrat. Golkar sempat berusaha menyandingkan kembali JK dan SBY sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Namun upaya ini menemui jalan buntu.

Golkar pun mengambil manuver sendiri dengan mengajukan JK sebagai capres didampingi Wiranto sebagai cawapres. Pasangan ini disokong koalisi Partai Golkar dan Hanura. Sementara Megawati Soekarnoputri kembali maju sebagai capres yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Setelah diwarnai berbagai spekulasi, SBY pun mantap memilih Boediono sebagai cawapres dengan didukung koalisi 24 partai politik. Secara telak, pasangan SBY-Boediono terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2009-2014.

Mulai tahun ini pula banyak artis menghiasi daftar anggota DPR terpilih. Tercatat 18 artis berhasil duduk sebagai anggota Dewan. Ini menjadi bukti para artis adalah pendulang suara yang ampuh bagi partai politik pada pemilu legislatif 2009.

Melengganggnya sejumlah artis sebagai anggota Dewan seolah memicu tren kalangan selebritas berpolitik seperti dalam sejumlah pemilihan kepala daerah. Ini memang sempat menimbulkan kritik bahwa parpol cenderung pragmatis memanfaatkan popularitas artis untuk mendulang perolehan suara. Namun bagaimana pun terpilihnya para artis adalah konsekuensi dari sistem demokrasi yang berprinsipkan egaliter.

Peristiwa yang terulang kembali pada 2009 adalah ketegangan antara Indonesia dan Malaysia. Seperti sebelumnya tudingan klaim Malaysia terhadap kebudayaan Indonesia kembali menyeruak menyusul tari pendet yang muncul di tayangan iklan pariwisata negeri jiran itu. Gelombang anti-Malaysia berlangsung di sejumlah tempat di Indonesia. Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta menjadi salah satu tempat sasaran pengunjuk rasa beraksi.

Skandal Bank Century menjadi salah satu tema yang banyak menyita perhatian di tahun ini. Dana penyertaan modal sementara dari Lembaga Penjamin Simpanan sebesar Rp 6,7 triliun untuk menyelamatkan Bank Century menuai kontroversi dan bergulir menjadi bola panas. Bahkan hingga memasuki ranah politik. Sejumlah wakil rakyat di DPR menggagas pengajuan hak angket mengungkap skandal ini. Akhirnya DPR pun membentuk panitia khusus.

Bau intrik yang dilancarkan kelompok politik tertentu tercium tajam dalam proses ini. Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi sasaran tembak dan dituding sebagai pihak yang paling bertanggung jawab dalam kebijakan talangan Bank Century. Wakil Golkar di Pansus Bank Century, bahkan hingga Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie langsung membidik Boediono dan Sri Mulyani. Kedua tokoh yang bukan dari kalangan parpol itu diminta non-aktif dari posisi wapres dan menkeu.

Muncul kemudian anggapan Partai Golkar sedang mengincar posisi wapres. Permintaan Pansus Bank Century menonaktifkan Boediono dan Sri Mulyani tak digubris SBY. Pansus sendiri sudah mulai bekerja dan telah menaggil sejumlah tokoh kuncui, termasuk Boediono. Kerja Pansus Bank Century, termasuk perdebatan soal Bank Century, tampaknya masih akan berlanjut hingga tahun depan.(ZAQ)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini