Sukses

Merpati Diminta Evaluasi Program Pelatihan Pilot

Kementerian Perhubungan meminta Merpati Nusantara Airlines mengevaluasi kembali program pelatihan pilot. Hal ini dalam rangka mengantisipasi agar kejadian jatuhnya pesawat MA-60 di Teluk Kaimana, Papua Barat, beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Jakarta: Merpati Nusantara Airlines diminta mengevaluasi kembali program pelatihan pilot. Hal ini dalam rangka mengantisipasi agar kejadian jatuhnya pesawat MA-60 di Teluk Kaimana, Papua Barat, beberapa waktu lalu. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhati di Jakarta, Senin (23/5).

Instruksi untuk melaksanakan evaluasi, ungkap Herry, berdasarkan hasil Special Safety Audit terhadap pesawat MA-60 serta pengoperasiannya oleh PT Merpati. Untuk itu, seharusnya pilot diberikan pelatihan line training yang memadai. Termasuk di dalamnya route qualification terhadap pilot yang sudah lama tidak terbang untuk daerah memerlukan pendekatan virtual atau Virtual Flight Rule (VFR).

Kementerian Perhubungan, lanjut Herry, juga meminta Merpati meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan prosedur operasi standar atau SOP dan memberikan pelatihan ulang terkait beberapa hal yang esensial, seperti ALAR, CFIT, dan Stabilized Approac".

Dari hasil audit, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menyatakan pesawat MA-60 aman untuk mengudara. Namun, pesawatan buatan Xi'an Aircraft Industri Cina ini dilarang singgah di tiga bandar udara.

Ketiga bandara tersebut antara lain Bandara Ruteng di kawasan Nusa Tenggara Barat, Bandara Ende di Nusa Tenggara Timur, dan Bandara Waing Apu, juga di Nusa Tenggara Timur. Sebab, ketiga bandara tersebut memerlukan kemampuan manuver tinggi serta memiliki hambatan untuk tinggal landas dan mendarat [baca: MA-60 Dilarang Singgah di Tiga Bandara].(ANT/BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini