Sukses

Tuntut AS, Pria Gaek Datangi Kedubes Sendirian

Berbeda dengan aksi unjuk rasa lainnya, Anton (76), pria asal Ciampea Bogor hanya sendiri mendatangi Kedubes Amerika Serikat, Jalan Merdeka Selatan, sejak pukul 8.00 WIB.

Liputan6.com, Jakarta: Berbeda dengan aksi unjuk rasa lainnya, Anton (76), pria asal Ciampea Bogor hanya sendiri mendatangi Kedubes Amerika Serikat, Jalan Merdeka Selatan, sejak pukul 8.00 WIB. Dalam aksinya, Anton meminta pemerintah Indonesia mendesak pengadilan Internasional untuk mengadili negara adikuasa itu.

Pria asal Magelang ini sengaja datang dari kaki Gunung Salak Bogor, untuk melakukan unjuk rasa di depan kedubes AS dengan membawa spanduk yang berisi pesan bahwa Presiden Obama sama halnya dengan mantan presiden sebelumnya, George Bush. Anton menilai AS adalah negara yang menyuarakan antipelanggaran HAM, tapi pada kenyataanya AS adalah negara pelanggar HAM itu sendiri.

"Makanya, saya melakukan aksi di sini. Agar rakyat Indonesia dan dunia internasional mengerti dan sadar bahwa Amerika adalah dalang pelanggaran HAM itu sendiri," ujar kakek dari 13 cucu itu, saat unjuk rasa di depan kedubes AS, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (8/11).

Meski rambut sudah memutih, Anton tidak pernah berhenti memperjuangkan kepentingan rakyat. Bahkan ia mengungkapkan, aksi unjuk rasa sudah ia lakukan berkali-kali, selama kepemimipinan SBY. "Saya pernah dipenjarta delapan tahun pada zaman Orde Lama, berkali-kali saya dipenjara pada zaman Soeharto," ungkapnya.

Ayah dari tujuh anak itu, tidak akan pernah berhenti berjuang, selama darah masih mengalir di nadinya.

Rasa kecewa kepada pemerintah saat ini cukup besar. Pasalnya, keadaan saat ini sangat memprihatinkan. Meski ia menyadari bahwa kedaan sekarang tidak semata-mata kesalahan pemerintah saat ini.

"Keadaan sekarang merupakan mata rantai pemerintahan masa lalu, tapi pemerintah harus bertangung jawab. Karena ini tanggung jawab pemerintah," tegasnya.

Anton menambahkan, beberapa waktu lalu ia juga pernah melakukan unjuk rasa selama sebulan penuh, terkait kasus Alex Manuputeh.

Dijelaskan Anton, sejak jaman penjajahan Belanda, ia pernah ikut berjuang. Maka itu, menurut pria yang pernah satu sel dengan Adnan Buyung itu, tidak rela bangsa ini diinjak-injak imperialisme, Amerika Serikat.

"Banyak pelanggaran HAM yang telah dilakukan Amerika, seperti di Palestina, Irak, Afganistan, dan sebagainya," ujarnya

Hingga pukul 10.00 wib, Anton pun mengikuti aturan ia harus mengakhiri aksinya, sesuai dengan izin pemberitahuan aksinya, yang sebelumnya diajukan kepada Polda Metro Jaya.

"Ini aksi unjuk rasa terpendek selama aksi yang pernah saya lakukan sebelumnya," imbuh kakek yang selalu aksi damai secara tunggal itu. (MEL)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.