Eksekusi Lahan Sekolah Kristen Ketapang Ditunda

Liputan6.com, Jakarta: Eksekusi lahan Sekolah Kristen Ketapang (SKK) II yang sedianya akan dilaksanakan Senin pagi (18/10) akhirnya ditunda. Pihak pengelola sekolah menolak eksekusi karena batas-batas lahan yang disebutkan dalam surat eksekusi itu dianggap tidak jelas.

Petugas juru sita dari Pengadilan Negeri Jakarta Barat sebelumnya sudah membacakan surat eksekusi, dan bahkan memerintahkan pengosongan gedung sekolah. Namun kemudian sempat terjadi keributan dan perdebatan diantara kuasa hukum kedua belah pihak yang bersengketa.

"Kami ingin minta kejelasan letak posisi dan batas-batas lahan dari putusan pengadilan itu. Jadi jangan asal mengeksekusi bila itu memang tidak ada dalam putusan pengadilan," ujar kuasa hukum pihak yayasan Sheila Salomo.

"Semua putusan yang menentukan pengadilan, sementara pengadilan sudah memutuskan bahwa pihak ahli waris yang memenangkan gugatan. Dia (penggugat, red) sudah menunggu kasus ini selama 14 tahun," ujar kuasa hukum penggugat, John Azis.

Melihat situasi yang semakin tegang, Polisi kemudian meminta agar perbedaan pendapat menyangkut batas-batas lahan itu diselesaikan dahulu.

"Saya minta kedua belah pihak untuk tenang, dan kembali merundingkan batas-batas lahan. Sambil menunggu, maka lahan sekolah ini disterilkan," ujar AKBP Suparmin, Kabagops Polres Metro Jakarta Barat.

Proses eksekusi lahan Sekolah Kristen Ketapang yang berlokasi di Perumahan Green Garden Jakarta Barat ini dilakukan, setelah Pengadilan Negeri Jakarta Barat memenangkan gugatan Muhaya Bintu Musa atas PT Taman Kedoya Barat Indah atau PT Taman Green Garden. (MLA)