Sukses

Film Balibo Urung Tayang di JIFFest

Film Balibo, yang mengisahkan lima jurnalis asing yang tewas saat militer Indonesia masuk di Timor Timur pada 1975, dinyatakan tidak lulus sensor oleh lembaga sensor film. Padahal seharusnya, Balibo diputar dalam Jiffest ke-11 yang dimulai hari ini.

Liputan6.com, Jakarta: Dituding menyebabkan kontroversi antara pemerintah Indonesia dan Australia, film Balibo dinyatakan tidak lulus sensor oleh Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia. Akibatnya, film yang berkisah tentang lima jurnalis Australia yang tewas saat militer Indonesia masuk ke Timor Timur pada 1975 ini, tidak bisa diputar di Indonesia.

Banyak pihak menyayangkan film ini dilarang diputar di Indonesia, apalagi pada Jakarta International Film Festival (JIFFEST).
Padahal film Balibo seharusnya diputar dalam ajang ke-11 JIFFest, yang dimulai Kamis (3/12).

Film yang disutradarai Robert Connolly, warga negara Australia ini, ternyata memicu kontroversi. Penyebabnya, film ini berkisah tentang lima jurnalis asing tewas saat melakukan peliputan ke Timor Timur yang bergolak karena referendum. Pemerintah Indonesia menyebutkan, penyebab kelima jurnalis itu tewas akibat kebakaran saat peperangan di Kota Balibo. Namun investigasi yang terungkap di Pengadilan Koroner Australia, pada 2007, menyebutkan, kelimanya tewas akibat dibunuh tentara Indonesia.

Mereka yang menjadi korban, yang kemudian diistilahkan sebagai "Balibo Five" adalah dua warga Australia, yakni reporter Greg Shackleton (27 tahun) dan perekam suara Tony Stewart (21 tahun); seorang warga Selandia Baru, juru kamera Gary Cunningham (27 tahun) yang bekerja untuk jaringan HSV-7 (Seven Network) di Melbourne; serta dua warga Inggris, yakni juru kamera Brian Peters (29 tahun) dan reporter Malcolm Rennie (28 tahun) yang bekerja untuk jaringan TCN-9 (Nine Network) di Sydney.

Pihak JIFFest menyayangkan larangan penayangan Balibo. Alasannya, film ini dinilai bisa menjadi pembelajaran bagi penonton untuk melihat suatu masalah dari dua sisi. Selengkapnya, simak video berita ini.(BJK/ETA)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini