Sukses

Kritikus: Rendra Lebih Matang dari Chairil Anwar

Dunia kepenyairan WS. Rendra adalah dunia yang hampir komplet. Kritikus sastra HB. Jassin menyebut Rendra lebih matang dari penyair pelopor angkatan 45, Chairil Anwar.

Liputan6.com, Jakarta: Dunia kepenyairan WS. Rendra adalah dunia yang hampir komplet. Kritikus sastra HB. Jassin menyebut Rendra lebih matang dari penyair pelopor angkatan 45, Chairil Anwar. Sajak-sajak Rendra mewakili semangat zamannya yang penuh protes terhadap keadaan terutama masa Orde Baru. Penyair berjulukan si burung merak ini konsisten terhadap idealismenya, bahkan hingga akhir hayat.

Lewat sajak berjudul "Sajak Sebatang Lisong" yang dibacakan di depan mahasiswa Institut Teknologi Bandung pada 1977, Rendra memprotes terpuruknya dunia pendidikan dan buruknya pengelolaan kekuasaan. Karena banyak merekam sejumlah masalah masyarakat, sajaknya kerap disebut sajak pamflet. Sikap kritis Rendra pernah mengantarnya ke penjara di masa Orde Baru. Namun, ia tidak takluk dan terus berkarya menulis sajak dan drama.

Lelaki bernama lengkap Willibrodus Surendra Broto Rendra ini lahir 7 November 1935 di Solo, Jawa Tengah. Bakat sastra Rendra sudah terlihat sejak bangku SMP dan mulai dikenal masyarakat saat kumpulan puisi perdananya "Balada Orang-Orang Tercinta" pada 1957 mendapat hadiah sastra nasional. Rendra juga eksis di bidang seni. Ini dibuktikan lewat kerja sama dengan beberapa musisi tanah yaitu Iwan Fals, Sawung Jabo, dan Yoki Suryoprayogo dalam grup musik Kantata Takwa.

Rendra bukanlah penyair salon. Di akhir masa Orba, ia bersama mahasiswa turun ke jalan menentang kekuasaan otoriter pemerintah. Seperti sebait sajaknya "Ke mana pun burung terbang, lelah dan ajal pasti pulang," penyair besar itu pergi untuk selamanya. Selamat jalan Rendra.(WIL/DIO)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini