Sukses

Menjelang Ramadan, Pungli di Tanahabang Merajalela

Para pedagang kaki lima diharuskan membayar pungutan tidak resmi kepada sejumlah oknum pengelola pasar. Tak tanggung-tanggung, mereka harus membayar sebesar Rp 600 ribu per meter persegi.

Liputan6.com, Jakarta: Puasa tinggal menghitung hari. Namun para pedagang kaki lima di kawasan Pasar Tanahabang, Jakarta Pusat justru kini tengah resah. Pasalnya, dagangan belum juga tentu laku, tetapi mereka sudah harus membayar pungutan tidak resmi kepada sejumlah oknum pengelola pasar. Tak tanggung-tanggung, mereka harus membayar sebesar Rp 600 ribu per meter persegi untuk setiap lahan yang dipakai berdagang.

Jauh sebelum Ramadan tiba, pedagang kaki lima (PKL) memang telah membanjiri trotoar dan separuh badan jalan dengan mendirikan kios semi permanen. Biasanya, mereka tak dimintai uang sewa. Para pedagang hanya diwajibkan membayar uang kebersihan dan keamanan sebesar Rp 20 ribu per hari. Namun mendekati Bulan Puasa, ceritanya menjadi lain. Lahan yang mereka pakai tak lagi gratis. PKL diharuskan menebus sebesar Rp 600 ribu per meter persegi kepada oknum pengelola pasar.

Meski mengaku resah, para PKL tidak bisa berbuat banyak. Di sisi lain, jual beli lahan ini dimanfaatkan betul oleh PKL untuk memenuhi kawasan Pasar Tanahabang. Padahal, Pemerintah Daerah Jakarta sebenarnya sudah menetapkan kawasan khusus untuk menampung PKL.

Selain di Pasar Tanahabang, pungutan sewa lapak atau lahan-lahan kosong untuk PKL juga terjadi di Pasar Senen, Pasar Kebayoran Lama, Pasar Jatinegara hingga di Pasar Blok M, Jakarta Selatan. Para pedagang tak bisa menunjuk siapa pihak yang bertanggung jawab untuk pungutan liar tersebut. Maklum, penyerahan uang sewa biasanya tanpa disertai kuintasi atau tanda terima.(DEN/Syaiful Halim dan Jhoni Akbar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.