Sukses

Narkoba di Antara Manggarai dan Menteng Jaya

Peredaran narkoba di Manggarai dan Menteng Jaya diibaratkan sebuah hukum dagang: Menteng jaya sebagai pemasok dan warga Manggarai menjadi konsumen.

Liputan6.com, Jakarta: Lain dulu lain sekarang. Kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, dan Menteng Jaya, Jakarta Pusat, memang dikenal sejak lama sebagai wilayah perkelahian massal yang melibatkan warga di kedua tempat itu. Tawuran menjadi kegiatan sehari-hari masyarakat setempat. Hanya disebabkan soal sepele, seperti saling ledek, warga Manggarai dan Menteng Jaya bisa saling menyerang.

Tapi itu beberapa waktu silam. Kini, perseteruan warga di kedua tempat tersebut tak lagi diwujudkan dalam bentuk tawuran, melainkan saling menyatakan perang terhadap narkotik dan obat-obatan berbahaya. Awalnya, penduduk Manggarai gerah dengan sejumlah warga yang kerap menggunakan stasiun kereta api di kawasan tersebut sebagai tempat buat memakai narkoba. Selidik punya selidik, para pemakai itu mengaku mendapatkan barang terlarang tersebut dari wilayah Menteng Jaya.

Pertengahan Januari silam, warga Manggarai bersama personel Kepolisian Sektor Tebet menangkap sembilan pecandu narkoba di Stasiun Manggarai. Dua orang di antaranya bahkan tertangkap basah saat sedang bertransaksi putaw [baca: Dua Pemakai Putaw Ditangkap di Manggarai].

Menurut warga Manggarai, memberantas narkoba di kawasan itu harus sampai ke lumbungnya, yaitu Menteng Jaya yang menjadi tempat tinggal para bandar. Gayung bersambut. Warga Menteng Jaya pun tak menepis tudingan penduduk Manggarai. Akhirnya mereka sepakat untuk memberantas peredaran narkoba secara bersama-sama.

Boleh jadi, para bandar narkoba di Menteng Jaya sangat jeli dengan potensi yang dimiliki warga Manggarai. Dengan segenap strategi, termasuk memanfaatkan ibu rumah tangga dan pengemis sebagai pengedar, para bandar menjadikan kawasan Manggarai sebagai lahan buat memasarkan narkoba. Apalagi, di areal Stasiun Manggarai, banyak lahan berilalang yang bisa dijadikan tempat transaksi sekaligus memakai narkoba.

Seorang ketua rukun warga di wilayah Menteng Jaya mengatakan, maraknya warga setempat yang berprofesi sebagai bandar disebabkan kemiskinan. Sejauh ini, polisi masih berupaya mengungkap jalur peredaran narkoba di dua daerah tersebut.(SID/Syaiful Halim dan Agus Ginanjar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini