Sukses

Guru SMU 17 Agustus 1945 Menggelar Demo

<i>Karena berhonor kecil, sejumlah guru dan karyawan SMU 17 Agustus 1945 menggelar aksi demo. Lucunya, para siswa malah ikut-ikutan memboncengi aksi tersebut.</i>

Liputan6.com, Jakarta: Sekitar 30 guru dan sejumlah siswa Sekolah Menengah Umum dan Kejuruan 17 Agustus 1945, di kawasan Tebet Dalam, Jakarta Selatan, Selasa (26/9) pagi, menggelar aksi demo. Mereka menuntut pengelola Yayasan Pendidikan Menengah sekolah itu mau menaikan honor pengajar dan uang transpor.

Menurut seorang guru Yudi Hermunanto, peserta aksi demo adalah guru dan karyawan tidak tetap, yang hingga kini belum juga diangkat sebagai pegawai. Karena status itu, mereka menuntut honor mengajar bisa dinaikkan dari Rp 1.725 per jam menjadi Rp 3.500 per jam. Selain itu, para guru juga meminta kenaikan uang transpor dari Rp 4.000 per hari menjadi Rp 10.000 per hari.

Uniknya, melihat para guru menggelar demo, sejumlah siswa SMU dan Kejuruan 17 Agustus 1945 juga ikut-ikutan melakukan aksi demo. Para siswa meminta agar Yayasan mau menjelaskan penggunaan uang Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan yang besarnya Rp 100 ribu. Menurut siswa, jumlah itu tak sesuai dengan fasilitas yang diperoleh siswa.

Sementara itu, Sekretaris YPM 17 Agustus 1945 Slamet Hardani menyesalkan aksi demo itu. Di mata dia, aksi demo telah menganggu proses belajar mengajar. Slamet mengatakan, permasalahan guru itu akan dibahas Yayasan pada hari Rabu (27/9) besok.(ULF/Olivia Rosalia dan Hendro Wahyudi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.