Sukses

Proyek Wisma Sea Games Cederai Mensana in Corporesano

Menurut anggota Badan Pekerja ICW Emerson Junto dugaan penyelewengan seperti proyek Wisma Atlet untuk Sea Games XXVI di dunia olahraga sudah lama terjadi.

Liputan6.com, Jakarta: Anggota Badan Pekerja Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Junto menyatakan, dugaan penyelewengan anggaran proyek Wisma Atlet Jakabaring untuk SEA Games XXVI Jakarta-Palembang dinilai mencederai filosofi dunia olah raga, mensana in corporesano. "ICW telah menemukan indikasi penyelewengan di 17 klub di daerah. Jadi menurut saya ini juga ada penyelewengan mensana in corporesano yang dijiwai menjadi tidak sehat," ujar Emerson di sela-sela diskusi polemik bertajuk "Ketika Proyek Sea Games Diproyekkan" di Warung Daun, Jakarta Pusat, Sabtu (14/5).

Menurut Emerson, dugaan penyelewengan seperti ini di dunia olahraga sudah lama terjadi. Seperti yang terjadi beberapa klub bola sebelumnya. Dia juga menyayangkan adanya pembangunan Wisma Atlet. Pasalnya, setiap pergelaran ajang olahraga selesai, beberapa wisma-wisma olahraga kerap terbengkalai, sehingga dinilai tidak efisien.

"Siapa sih penggagas wisma atlit? Kenapa sih tidak memaksimalkan hotel-hotel saja? Menurut saya ini sudah ada upaya kolaborasi dengan mafia untuk merencanakan proyek wisma itu," singgung Emerson.

Sementara menurut Deputi I Panitia Penyelenggara SEA Games Djoko Pramono menegaskan, pembangunan wisma atlet sebagai pilihan terakhir. Karena menurut dia, belum ada tempat-tempat seperti hotel yang akan menampung seluruh atlet dan tamu-tamu negara.

Joko juga mencontohkan, di beberapa negara penyelenggara Sea Games, mereka harus membangun wisma-wisma. "Negara-negara mereka memang membuat wisma atlet, tapi tidak keharusan, idealnya demikian. Tapi gubernur Sumsel optimis. Tapi pada akhirnya minta bantuan APBN."

Sependapat dengan Emerson. Joko mengakui, pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) sebelumnya, beberapa wisma atlet terbengkalai bahkan dijual. "Pada waktu itu setelah PON semua sudah dijual kepada karyawan di sana," ungkapnya.(AIS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.