Sukses

Azyumardi: Tewasnya Osama Bisa Picu Aksi Kekerasan

Pascatewasnya pemimpin tertinggi Al-Qaidah Osama bin Laden bisa memancing reaksi gelombang aksi kekerasan di sejumlah negara. Terutama, di negara yang rawan konflik seperti Afghanistan, Pakistan, Irak hingga Palestina.

Liputan6.com, Jakarta: Pascatewasnya pemimpin tertinggi Al-Qaidah Usamah bin Ladin (Osama bin Laden, demikian media Barat kerap menulis nama Usamah--Red.) bisa memancing reaksi gelombang aksi kekerasan balasan di sejumlah negara. Terutama, di negara yang rawan konflik seperti Afghanistan, Pakistan, Irak hingga Palestina. Demikian dikatakan cendekiawan muslim Profesor Azyumardi Azra saat berkunjung ke SCTV di Jakarta, Selasa (3/5).

Azyumardi menjelaskan, sekalipun terjadi gejolak, aksi kekerasan itu diprediksi tidak akan berlangsung lama. Pasalnya, sebelum Osama tewas, ruang gerak jaringan Al-Qaidah juga sudah sangat terbatas. Itu terjadi disebabkan seluruh negara sudah bekerja sama guna memerangi terorisme, baik di Eropa, Amerika, Timur Tengah termasuk di Indonesia.

Selain itu, Azyumardi menambahkan, beberapa kelompok yang terkait dengan Al-Qaidah seperti Jamaah Islamiyah juga sudah lumpuh. Terutama, setelah tokoh penting JI seperti Dr. Azahari Husin dan M. Noordin Top, tewas di tangan aparat. Kalaupun ada, menurut dia, sel-sel teroris itu tak ada hubungan dengan Al-Qaidah.

Pengamat terorisme Al-Chaidar mengingatkan aksi terorisme lanjutan harus tetap diwaspadai jika masih ada empat faktor pendukungnya, yakni dana, jaringan fatwa, pelatihan dan dukungan amunisi. Menurut Al-Chaidar, faktor tersebut sangat berpengaruh dan fundamental bagi pergerakan teroris.

Sementara, pengamat intelijen dan terorisme Wawan Purwanto berpendapat aksi teror bom buku, serangan bom di Cirebon hingga Serpong yang diduga dilakukan kelompok Pepi Fernando tidak ada hubungannya dengan jaringan Al-Qaidah. Teror bom tersebut, menurut dia, berbeda dengan JI yang memiliki hubungan emosional dengan Osama. Bahkan, serangan teroris seperti di Bali dikabarkan didanai oleh pemimpin Al-Qaidah itu.(ADI/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini