Sukses

Pidato Obama Disambut Positif

Azyumardi Azra menegaskan Osama bukanlah pemimpin umat muslim, kalaupun ia mengklaim demikian. Osama hanyalah pemimpin teroris Al-Qaidah karena tidak menunjukkan wajah agama Islam sesungguhnya.

Liputan6.com, Jakarta: Pidato Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang menyebutkan Osama bin Laden (Usamah bin Ladin) bukanlah pemimpin muslim melainkan pembunuh anak-anak dan wanita tak berdosa disambut secara positif. Demikian diungkapkan cendekiawan muslim Azyumardi Azra saat berkunjung ke SCTV di Jakarta, Selasa (3/5).

Azyumardi menegaskan Osama bukanlah pemimpin umat muslim, kalaupun ia mengklaim demikian. Osama hanyalah pemimpin teroris Al-Qaidah karena tidak menunjukkan wajah agama Islam sesungguhnya. Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah itu menambahkan, Islam sejatinya mengajarkan umatnya cinta damai, bukan menanamkan permusuhan apalagi teror.

Selain itu, Azyumardi menambahkan, masa depan Timur Tengah tidak akan banyak berpengaruh atas tewasnya Osama. Bahkan, pemimpin rezim di belahan dunia Timur Tengah maupun Afrika yang berkuasa saat ini tidak bisa lagi mengambinghitamkan Al-Qaidah. Seperti halnya klaim pemimpin Libia Muammar Khadafi yang menyebutkan bahwa perlawanan revolusi di negerinya ditunggangi oleh Al-Qaidah. Padahal, menurut Azyumardi, revolusi yang sedang berlangsung di Tunisia saat ini merupakan aspirasi murni dari rakyat Libia. Ia pun optimistis transisi rezim otoriter ke demokrasi bisa lebih kondusif.

Mengenai deradikalisasi gerakan kelompok fundamentalis, Azyumardi menekankan gerakan deradikalisasi perlu dilakukan secara menyeluruh. Jadi, bukan hanya menyentuh aspek keamanan, melainkan seluruh sendi kehidupan, pendidikan, agama hingga tenaga kerja. Jika itu dilakukan dengan kesungguhan niscaya tidak ada lagi ruang bagi jaringan teroris masuk ke dalam sendi kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia.

Sementara, pengamat intelijen Wawan Purwanto menampik adanya tudingan operasi intelijen aparat keamanan dalam aksi terorisme. Menurut dia, sekalipun jaringan teroris menerapkan sistem mirip operasi intelijen seperti sel terputus, aksi terorisme tersebut nyata dilakukan kelompok radikal yang mengatasnamakan suatu agama.(ADI/ANS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini