Sukses

PBNU: Cirebon Diobrak-abrik Anak Kemarin Sore

"Cirebon sudah mapan diobrak-abrik oleh anak kemarin sore yang membangun ideologi radikal," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Agil Siradj merujuk pada pelaku bom Cirebon, beberapa waktu lalu

Liputan6.com, Jakarta: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Agil Siradj menyayangkan terjadinya peristiwa bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikro Mapolresta Cirebon, Jawa Barat, Jumat (15/4) lalu. Menurutnya aksi bom ini merusak kemapanan ajaran Islam toleran yang telah berkembang di Cirebon selama bertahun-tahun.

"Cirebon sudah mapan diobrak-abrik oleh anak kemarin sore yang membangun ideologi radikal. Anak baru (pelaku bom bunuh diri) udah menginjak-injak tradisi yang sudah mapan," ujar Said Agil dalam sebuah acara diskusi di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (19/4).

Sebagai warga Cirebon asli, Said kaget aksi bom bunuh diri ini menimpa daerahnya. "Tindakan kekerasan yang dilakukan Muhammad Syarif cukup bikin kaget karena terjadi di Cirebon. Cirebon selama ini dikenal basis daerah yang damai," katanya.

Said juga mengaku jengkel tradisi keislaman di Cirebon dirusak oleh maraknya ajaran Wahabi berideologi radikal. Menurutnya, radikalisme agama tidak mungkin dihadapi dengan tindakan dan kebijakan yang parsial, tapi dibutuhkan perencanaan kebijakan dan implementasi yang komprehensif dan terpadu. "Problem radikalisme agama merentang dari hulu ke hilir. NU menyadari, terorisme adalah problem bersama yang membutuhkan keseriusan bersama dalam menanganinya, dan NU siap untuk berada di garda terdepan," katanya.

Sebagai upaya mencegah berkembangnya radikalisme yang berasal dari Timur Tengah, Said meminta meminta masyarakat untuk mewaspadai yayasan-yayasan Islam di Indonesia yang mendapat dana bantuan dari negara Arab. Sebab, di sana kerap kali terjadi penyuburan ajaran agama radikal dan terorisme. "Kita harus waspada lembaga-lembaga pendidikan yang dapat dana dari Arab. Karena itu menciptakan ajaran radikal, berani satu digit saja jadi teroris," kata Said lagi. (CHR/ARI)



* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini