Sukses

Daftar Panjang Korban Perompak Somalia

Aktivitas bajak laut Somalia di kawasan Teluk Aden bukan kali ini saja beraksi. Sejak 2008, sedikitnya terdapat 111 kasus perompakan.

Liputan6.com, Jakarta: Bajak laut atau perompak Somalia bukan kali ini saja menyerang dan menyandera kapal beserta ABK-nya yang melintasi kawasan Laut Arab, Samudera Hindia. 

Sebagian besar serangan terjadi di Teluk Aden, namun perompak Somalia meningkatkan jangkauan mereka dan mulai menyerang kapal sejauh selatan lepas pantai Kenya di Samudera Hindia.

Pada 2008, peristiwa pembajakan dilaporkan mencapai 111 kasus, termasuk 42 pembajakan yang berhasil. Namun, ini hanya sebagian dari sebanyak 30.000 kapal dagang yang melewati daerah tersebut. Tingkat serangan pada Januari dan Februari 2009 mencapai sedikitnya 10 kali lebih tinggi dibanding periode sebelumnya.

Menurut Ecoterra, pada pertengahan November 2010, lebih dari 500 anggota awak dan sedikitnya 31 kapal asing berada di tangan bajak laut Somalia. Pada 11 Desember 2010, bajak laut Somalia memiliki sedikitnya 35 kapal dan lebih dari 650 sandera.

Daftar panjang peristiwa kasus perompakan sejak tahun 2007.

1. 28 Mei 2007, seorang pelaut Cina dibunuh para bajak laut karena pemilik kapal gagal memenuhi permintaan tebusan mereka.

2. 5 Oktober 2008, Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi 1838 yang menyerukan negara-negara dengan kapal di daerah tersebut untuk menerapkan kekuatan militer untuk menekan tindakan pembajakan. Pada konsili ke-101 dari Organisasi Maritim Internasional, India bersama penjaga perdamaian di bawah komando PBB bersatu untuk mengatasi pembajakan di Somalia.

3. 20 April 2009, Menlu AS Hillary Clinton mengomentari penangkapan dan pelepasan 7 bajak laut Somalia oleh pasukan Angkatan Laut Belanda yang berada dalam misi NATO. Setelah serangan terhadap Magic Handytankers, sebuah kapal tanker minyak, Belanda fregat De Zeven Provincien melacak para bajak laut kembali ke kapal induk bajak laut dan menangkap mereka. Mereka menyita senjata perompak dan membebaskan 20 nelayan Yaman yang diculik dan dipaksa untuk berlayar dengan kapal induk bajak laut.

4. 2 Mei 2009, bajak laut Somalia menangkap kapal Ariana MV dengan 24 awak Ukraina. Kemudian, kapal ini dibebaskan pada 10 Desember 2009 setelah memberi uang tebusan sebesar 3 juta dolar AS.

5. 8 November 2009, bajak laut Somalia mengancam pasangan Inggris yang mereka culik, pasangan Chandler, akan 'dihukum' jika kapal perang Jerman tidak melepaskan tujuh bajak laut. Omer, salah satu bajak laut yang memegang pasangan Inggris, mengklaim ketujuh pria itu hanya nelayan, tetapi juru bicara Angkatan Laut Uni Eropa menyatakan mereka ditangkap karena mereka menembakkan senapan AK-47 ke sebuah kapal nelayan Prancis. Chandler dibebaskan pada 14 November 2010 setelah ditahan selama 388 hari. Untuk membebaskannya, mereka melakukan penebusan sebesar 500.000 poundsterling.

6. 11 Mei 2010, perompak Somalia menyandera sebuah kapal berbendera Bulgaria di Teluk Aden. Kapal The Panega, dengan 15 anggota awak kapal Bulgaria, sedang dalam perjalanan dari Laut Merah ke India atau Pakistan. Ini adalah pembajakan pertama dari sebuah kapal berbendera Bulgaria.

7. 12 Mei 2010, Athena mengumumkan bahwa bajak laut Somalia telah menyandera sebuah kapal Yunani di Teluk Aden dengan sedikitnya 24 awak kapal, termasuk dua warga Yunani dan beberapa warga Filipina. Kapal, yang berlayar di bawah bendera Liberia, mengangkut besi dari Ukraina ke Cina.

8. Maret 2011, Angkatan Laut India berhasil menyadap kapal induk bajak laut sekitar 600 mil sebelah barat laut pantai India di Laut Arab. India berhasil menyelamatkan 13 sandera. Enam puluh satu bajak laut juga telah ditangkap dalam operasi yang dilakukan oleh Angkatan Laut INS Kalpeni.

9. Akhir Maret 2011, Angkatan Laut India menangkap 16 perompak Somalia setelah pertempuran tiga-jam di Laut Arab. Angkatan Laut juga menyelamatkan 16 awak kapal yang dibajak di sebelah barat Iran, Kepulauan Lakshadweep. Para awak kapal itu termasuk 12 warga Iran dan empat warga Pakistan. (Wikipedia/Vin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini