Sukses

Beramai-ramai Membantah

Sejumlah jenderal menolak tudingan memiliki rekening miliaran rupiah sebagaimana ditulis majalah Tempo. Menurut polisi, data tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Liputan6.com, Depok: Bau tidak sedap yang menyembul di likungan korps Bayangkara makin berkepanjangan. Seusai peringatan Hari Bayangkara di Makas Brigade Mobil Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis (1/7) siang, para petinggi Polri ramai-ramai membantah tudingan yang dilansir majalah Tempo ihwal rekening gemuk para jenderal.

Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Utara Inspektur Jenderal Badrodin Haiti menyerahkan urusan itu kepada Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri. Sedangkan mantan Kepala Korps Brimob Irjen Sylvanus Yulian Wenas mengatakan, akan mengampuni siapapun yang menulis  berita tersebut.

Bahkan, Divisi Humas Mabes Polri malah balik mempertanyakan asal muasal data rekening mencurigakan para jenderalnya. Sebab setelah penyelidikan internal, ternyata sumber data kekayaan para jenderal polisi itu tidak dapat dipertanggungjawabkan. "Yang punya data itu PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), sementara informasi dari mana tidak jelas," kata Wakil Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Zainuri Lubis [baca: "Data Rekening Mencurigakan Tak Bisa Dipertanggungjawabkan"].

Namun, sejumlah organisasi non partai, termasuk Indonesia Corruption Watch atau ICW menilai pernyataan itu hanya upaya Polri untuk melindungi para jenderalnya. ICW meminta pemerintah tuntas mengungkap skandal rekening para jenderal. "Makin lemah Presiden memberikan reaksi terhadap penyelesaian di dalam tubuh Polri, maka situasi di dalam Polri akan menjadi tidak menentu," Al Araf, Direktur Program Imparsial.

Sebelumnya, PPTAK pernah melaporkan 21 perwira Polri memiliki rekening mencurigakan. Selanjutnya, Tempo mengungkapkannya. Ada Irjen Budi Gunawan, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian. Bersama anaknya, Budi disebut telah membuka rekening dan menyetor dana hingga Rp 54 miliar.

Ada juga Irjen Badrodin Haiti, Kepala Divisi Pembinaan Hukum Polri. Badrodin disebut-sebut membeli polisi asuransi PT Prudential Life Assurance sebesar Rp 1,1 miliar. Sedangkan Irjen Mathius Salempang, Kapolda Kalimantan Timur, disebut-sebut memiliki rekening Rp 2 miliar.

PPATK juga melaporkan, dari rekening Irjen Sylvanus Yulian Wenas, Kepala Korps Brimob, mengalir uang sebesar Rp 10 miliar kepada pihak lain [baca: Sebagian Rekening Laporan PPATK Sudah Diperiksa].

Di lain pihak, Pemimpin Redaksi Tempo, Wahyu Muryadi, menjelaskan soal sampul Tempo yang menampilkan celengan babi tidak lain hanya berdasarkan asal usul kata celengan, yaitu celeng atau babi hutan.(BOG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini