Sukses

Mantan Direktur Peredaran Uang BI Bantah Terlibat

Mantan Direktur Peredaran Uang BI Herman Yoseph Susmanto membantah terlibat skandal penyuapan seperti dilansir harian Australia The Age. "Ada faks 1 Juli 1999. Ini faks yang kesiangan barangkali," tutur Herman.

Liputan6.com, Jakarta: Mantan Direktur Peredaran Uang Bank Indonesia Herman Yoseph Susmanto membantah terlibat skandal penyuapan seperti dilansir harian Australia The Age, 25 Mei silam. Herman juga menyangkal sinyalemen adanya uang suap dari percetakan uang Australia, Securency International and Note Printing Australia.

"Ada faks 1 Juli 1999. Ini faks yang kesiangan barangkali," tutur Herman di Jakarta, Senin (31/5). Ia menjelaskan, kontrak dengan Securency International telah selesai dan ditandatangani 1 Juni 1999.

Dalam artikel The Age disebut, nilai suap mencapai US$ 1,3 juta atau Rp 12 miliar. Uang suap diberikan kepada dua pejabat BI saat itu berinisial S dan M. Data menurut surat kabar The Age, didapatkan dari faksimili rahasia antara Radius Christanto, yang disebut sebagai perwakilan anak usaha Bank Sentral Sustralia di Indonesia pada 1 Juli 1999.

Sedangkan kontrak pencetakan uang pecahan Rp 100 ribu berbahan polimer memang dikerjakan Securency International and Note Printing Australia sejumlah 500 juta lembar. Nilai kontrak ini besarnya lebih dari US$ 50 juta atau sekitar Rp 450 miliar.

Pejabat BI lainnya, bekas Gubernur BI Syahril Sabirin juga membantah terlibat dalam kasus dugaan suap suap sebesar US$ 1,3 juta. Syahril mengakui bahwa rencana mencetak uang pecahan Rp 100 ribu memang terjadi saat dirinya menjadi Gubernur BI. Tapi pelaksanaan teknisnya di bawah pejabat yang membidanginya.(AIS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini